Taipei, 2 Nov. (CNA) Perusahaan dirgantara milik pemerintah Taiwan baru-baru ini menyampaikan mereka tengah mempertimbangkan untuk merekrut pekerja migran guna mengatasi kekurangan tenaga kerja, namun hal tersebut mesti direncanakan dengan cermat, termasuk dengan memastikan keamanan kerahasiaan bisnis.
Aerospace Industrial Development Co. (AIDC) dalam sebuah pernyataan pada 24 Oktober menyampaikan bahwa permintaan terus meningkat seiring pasar penerbangan global mulai pulih dari dampak pandemi, menambahkan bahwa mereka terus menerima pesanan jangka panjang dari sejumlah klien internasional.
Untuk memenuhi permintaan pesanan pelanggan, kata perusahaan tersebut, mereka telah memperluas lini produksi untuk bisnis mesin dan menambah sif kedua dan ketiga setiap harinya sebagai langkah yang diperlukan.
Meskipun perusahaan telah memberikan subsidi untuk sif malam, kata AIDC, banyak pekerja tetap tidak tertarik karena alasan seperti perawatan keluarga dan penyesuaian pola hidup.
Ini menyebabkan kekurangan staf di sif kedua dan ketiga serta kesulitan dalam pengaturan pekerjaan, sehingga perusahaan mempertimbangkan untuk merekrut pekerja migran guna menyelesaikan masalah tenaga kerja, tambah AIDC.
AIDC menekankan bahwa rencana ini harus diperiksa secara menyeluruh dan direncanakan dengan baik.
Karena perusahaan mengelola bisnis militer dan sipil, untuk menjaga kerahasiaan bisnis, setiap departemen dan area kerja sudah memiliki pembagian yang jelas, menurut AIDC, seraya menambahkan bahwa pekerja migran rencananya hanya akan dipekerjakan di area komponen komersial.
Selain itu, pekerja migran akan difokuskan untuk bekerja di sif kedua dan ketiga, serta ditempatkan di area kerja yang sulit direkrut, yang memerlukan kekuatan fisik tinggi, sifat pekerjaan berulang, dan ketahanan terhadap lingkungan, tambah perusahaan tersebut.
AIDC juga telah menetapkan prosedur manajemen untuk pekerja migran yang mencakup pengelolaan staf, pemisahan sistem informasi, dan manajemen akomodasi, kata perusahaan yang berbasis di Taichung itu.
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa rencana ini masih dipertimbangkan hingga matang, dan setelah komunikasi yang baik dengan pekerja, perusahaan telah mendapat dukungan.
AIDC menegaskan bahwa jika pekerja lokal bersedia bekerja di sif kedua dan ketiga, maka kepentingan mereka akan diutamakan.
Jika perusahaan tersebut akan merekrut pekerja migran, kata AIDC, prosesnya akan mengikuti peraturan pemerintah dan pekerja migran tidak akan diizinkan untuk mengakses bisnis sensitif terkait pertahanan.
Setelah penyusunan prosedur pengajuan dan manajemen selesai, perusahaan akan bekerja sama dengan agensi tenaga kerja berpengalaman untuk pengelolaannya, tambah perusahaan tersebut.
(Oleh Chiang Ming-yen dan Jason Cahyadi)
Selesai/ ML