Taipei, 6 Sep. (CNA) Kementerian Ketenagakerjaan (MOL), Jumat (6/9) menyatakan bahwa mereka berencana akan menerapkan "sistem tanggung jawab" dalam wacana percobaan program pekerja migran perawat utusan.
Dalam rapat konsultasi standar tenaga kerja hari Jumat, anggota komite konsultasi berpendapat bahwa rencana uji coba ini memang memerlukan fleksibilitas jam kerja, kata MOL.
MOL menjelaskan, program percobaan ini akan melibatkan kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan agensi tenaga kerja, untuk membangun model perekrutan perawat asing yang beragam guna menyelesaikan masalah perawatan lansia atau pasien di dalam keluarga dan meningkatkan kualitas perawatan.
Direktorat Jenderal Pengembangan Tenaga Kerja (WDA) MOL berpendapat bahwa rencana ini memerlukan fleksibilitas jam kerja agar dapat beroperasi dengan baik, sehingga diajukan untuk menggunakan sistem tanggung jawab.
Direktur Departemen Standar Tenaga Kerja dan Kesetaraan Pekerjaan MOL, Huang Wei-chen (黃維琛) , mengutip hasil rapat mengatakan bahwa sistem uji coba ini adalah pengutusan pekerja ke rumah warga yang membutuhkan, mirip dengan pekerjaan perawatan dan pendampingan jangka pendek.
Huang mengatakan komite setuju bahwa perawat yang diutus itu memerlukan fleksibilitas dalam hal waktu kerja dan penjadwalan, sehingga bisa menerapkan sistem tanggung jawab.
Huang juga menyatakan bahwa saat ini masih dalam wacana, apabila nantinya diputuskan untuk dilaksanakan, maka akan diumumkan oleh MOL lebih lanjut.
Menurut Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan Taiwan, pekerja dengan sistem tanggung jawab memiliki beberapa perbedaan dibandingkan pekerja biasa, mencakup pembatasan jam kerja normal dan lembur; penetapan hari libur, istirahat, dan libur nasional; serta pengaturan jam kerja malam untuk perempuan.
(Oleh Wu Hsin-yun dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC