FEATURE /Mekarnya Asia Tenggara di Taiwan: Angka, pesona, dan perkara

03/09/2024 17:14(Diperbaharui 03/09/2024 17:14)
Program Studi Sarjana Bahasa dan Budaya Asia Tenggara National Chengchi University. (Sumber Foto : CNA)
Program Studi Sarjana Bahasa dan Budaya Asia Tenggara National Chengchi University. (Sumber Foto : CNA)

Oleh Phoenix Hsu dan Jason Cahyadi, reporter dan penulis staf CNA

Mungkin sudah biasa bagi beberapa orang untuk mendengar orang Asia Tenggara tertarik bekerja di Taiwan. Namun, tahukah Anda bahwa semakin banyak orang Taiwan ingin bekerja di Asia Tenggara? Pesona kawasan tersebut tampaknya berhasil memikat hati warga Taiwan, termasuk kalangan muda-mudi.

Apa kata angka?

Asia Tenggara telah menjadi salah satu pusat perhatian warga Taiwan yang bekerja di luar negeri, dan jumlah mahasiswa yang mengambil jurusan terkait kawasan tersebut di universitas di Taiwan telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam enam tahun, menurut Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan Statistik (DGBAS).

Menurut DGBAS, pada tahun 2022, jumlah orang Taiwan yang bekerja di Asia Tenggara naik sekitar 31.000, berada di peringkat kedua setelah Amerika Serikat dan melebihi Jepang, Korea, serta Tiongkok.

Di sisi lain, universitas-universitas di Taiwan telah membuka jurusan atau program studi terkait Asia Tenggara, dari lima universitas dengan 381 mahasiswa pada tahun akademik 2017/2018 menjadi sembilan universitas dengan 874 mahasiswa pada 2023/2024.

Asia Tenggara: Penebar pesona dengan perkara?

Kepala Jurusan Studi Asia Tenggara di National Chi Nan University (NCNU), James W.Y. Wang (王文岳), mengatakan kepada CNA bahwa ada banyak perusahaan Taiwan yang telah pindah dari Tiongkok ke Asia Tenggara, dan permintaan tenaga kerja di kawasan tersebut telah meningkat signifikan.

Namun, kata Wang, minat terhadap bahasa Asia Tenggara belum sejalan dengan peningkatan ini, mungkin karena tantangan bekerja di sana jauh lebih besar dibandingkan dengan di Taiwan karena orang Taiwan harus menghadapi perbedaan bahasa, lingkungan sosial, dan budaya.

Wang menyebutkan bahwa mahasiswa yang ingin bekerja di Asia Tenggara harus memiliki ketahanan yang tinggi, di mana yang mengatasi berbagai tantangan bisa mendapatkan gaji yang meningkat cepat, sementara ada juga yang tidak tahan dan segera kembali ke Taiwan.

Oleh karena itu, Wang mengatakan, ia mendorong mahasiswa untuk memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan diri sendiri.

Warga lalu lalang di Jakarta, salah satu kota besar Asia Tenggara. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Warga lalu lalang di Jakarta, salah satu kota besar Asia Tenggara. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Kepala Jurusan Studi Asia Tenggara di Wenzao Ursuline University of Languages (WZU), Lin Wen-pin (林文斌), mengakui bahwa banyak mahasiswa di jurusan tersebut yang kurang memahami situasi di luar bidang keahlian universitasnya, seperti hubungan internasional dan perkembangan Asia Tenggara. 

Untuk itu, Lin mengatakan ia berharap dapat membawa lebih banyak mahasiswa mengunjungi perusahaan Taiwan di Asia Tenggara, agar mereka bisa melihat sendiri kondisi di sana.

Untuk membantu mahasiswa memahami kebutuhan tenaga kerja di Asia Tenggara, Lin juga telah mengundang banyak pengusaha Taiwan untuk memberikan kuliah praktik, agar para mahasiswa memahami perkembangan industri saat ini dan membuka imajinasi mereka tentang masa depan dunia kerja.

Ia menyatakan harapannya agar para orang tua dapat lebih berani mendorong anak-anak mereka keluar dari Taiwan dan mengembangkan diri di Asia Tenggara.

Selain itu, kata Lin, Taiwan juga harus menjalin hubungan yang lebih kuat dengan Asia Tenggara, dan ketika ekonomi kawasan tersebut lepas landas, generasi muda Taiwan harus memanfaatkan peluang ini.

Merekahnya Asia Tenggara di Taiwan

Program Studi Sarjana Bahasa dan Budaya Asia Tenggara National Chengchi University, yang bertransformasi menjadi Jurusan Bahasa dan Budaya Asia Tenggara tahun ini. (Sumber Foto : CNA)
Program Studi Sarjana Bahasa dan Budaya Asia Tenggara National Chengchi University, yang bertransformasi menjadi Jurusan Bahasa dan Budaya Asia Tenggara tahun ini. (Sumber Foto : CNA)

Di sisi lain, Program Studi Sarjana Bahasa dan Budaya Asia Tenggara di National Chengchi University (NCCU) yang didirikan pada 2017 telah resmi bertransformasi menjadi Jurusan Bahasa dan Budaya Asia Tenggara tahun ini.

Kepala jurusan tersebut, Chao Chin-chi (招靜琪), mengatakan bahwa selain perusahaan Taiwan di Asia Tenggara, penelitian akademis, perdagangan, dan hubungan luar negeri terkait negara-negara kawasan tersebut di Taiwan juga membutuhkan tenaga profesional.

Selain itu, kata Chao, juga ada permintaan untuk tenaga pengajar bahasa Asia Tenggara di sekolah menengah serta tenaga kerja di bidang sosial dan budaya.

Namun, Chao juga menyebutkan bahwa pemahaman masyarakat Taiwan tentang Asia Tenggara masih kurang, di mana banyak yang masih terjebak dalam stereotip bahwa kawasan tersebut hanya terdiri dari kelas pekerja ditambah adanya kekhawatiran bahwa mengambil jurusan bahasa akan memiliki prospek karier yang suram.

Chao berpendapat bahwa melalui mata pelajaran politik ekonomi dan sosial budaya, mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang Asia Tenggara, yang akan bermanfaat untuk pengembangan karier mereka di masa depan.

Selain itu, kata Chao, ke depannya kurikulum perlu terus diperluas dan diperdalam untuk membantu mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih akurat dan mendalam tentang Asia Tenggara.

Selesai/JA

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.