Korban tewas akibat wabah keracunan makanan di Taipei naik jadi 4 orang

29/04/2024 11:39(Diperbaharui 30/06/2024 14:57)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Polam Kopitiam cabang Xinyi di Taipei. (Sumber Foto : CNA)
Polam Kopitiam cabang Xinyi di Taipei. (Sumber Foto : CNA)

Taipei, 29 April (CNA) Seorang pasien meninggal pada hari Senin (29/4) karena kegagalan organ akibat wabah keracunan makanan baru-baru ini di cabang jaringan restoran Malaysia Polam Kopitiam di Taipei, sehingga jumlah total kematian dalam kasus tersebut menjadi empat, ujar Deputi Menteri Kesehatan Victor Wang (王必勝) membenarkan.

Kematian terbaru ini adalah yang kedua dalam tiga hari setelah dipastikan seorang pasien juga meninggal karena kegagalan organ pada hari Sabtu. Dua orang lagi meninggal bulan lalu.

Menurut laporan media lokal, korban jiwa pada hari Senin adalah seorang wanita berusia sekitar 40 tahun. Ia makan kwetiau di jaringan restoran cabang Xinyi pada pertengahan Maret dan mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare setelah pulang ke rumah.

Wang mengatakan kepada media pada Senin pagi bahwa wanita tersebut telah dirawat di unit perawatan intensif selama lebih dari sebulan. Kondisinya memburuk karena kegagalan organ kompleks dan infeksi, yang membuat keluarganya untuk menyerah pada perawatan darurat, katanya.

Hingga Minggu, 35 orang dilaporkan jatuh sakit setelah makan di restoran tersebut pada 18-24 Maret, termasuk tiga orang yang dirawat di rumah sakit dalam perawatan intensif. Orang terakhir yang meninggal adalah salah satu kasus yang terparah.

Saat ini, salah satu dari dua pasien yang masih berada di unit perawatan intensif telah menjalani operasi pencangkokan hati, sementara pasien lainnya terus menerima perawatan di unit tersebut, kata Wang.

(Oleh Chen Chieh-ling, Evelyn Kao, dan Miralux)

>Versi Bahasa Inggris
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.