Taipei, 28 Maret (CNA) Setelah terjadi wabah keracunan makanan mematikan baru-baru ini di restoran Malaysia Polam Kopitiam cabang Xinyi di Taipei yang menyebabkan dua kematian, asam bongkrek ditemukan dalam sampel darah yang diambil dari salah satu korban meninggal pada hari Kamis (28/3), hasil otopsi forensik menunjukkan.
Hal ini adalah pertama kalinya racun langka ini terdeteksi di Taiwan.
Berikut adalah empat pertanyaan dan jawaban (Q&A) tentang asam bongkrek, berdasarkan informasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Makanan dan Obat-obatan Taiwan.
Apa itu asam bongkrek? Bagaimana bisa masuk ke dalam makanan?
Asam bongkrek adalah racun langka yang disebabkan oleh kontaminasi bakteri Burkholderia gladioli. Racun ini dapat berkembang biak dalam makanan yang kaya akan asam lemak, terutama dalam kelapa dan jagung, dan tumbuh dengan cepat dalam lingkungan dengan suhu 22 hingga 33 derajat Celsius dan skala pH netral.
Apa dampak asam bongkrek terhadap kesehatan manusia?
Asam bongkrek mempengaruhi hati dan ginjal, menyebabkan gejala seperti lesu, pusing, mengantuk, nyeri perut, dan muntah. Dalam kasus yang parah, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi asam bongkrek bisa mengancam nyawa.
Bagaimana konsumen dapat melindungi diri?
Asam bongkrek tidak bisa dihancurkan dengan mencuci atau memasak, sehingga sangat penting untuk mencegahnya. Makanan fermentasi pati yang telah disimpan dalam lingkungan yang tidak tepat untuk waktu yang lama tidak boleh dikonsumsi.
Apakah ada insiden keracunan makanan lain yang terkait dengan asam bongkrek?
Indonesia: Insiden fatal terkait asam bongkrek pertama kali dilaporkan pada tahun 1895 akibat konsumsi tempe bongkrek, makanan fermentasi tradisional yang dibuat dari santan kelapa.
Mozambik: Insiden keracunan muncul dari minuman yang dibuat dari pati jagung fermentasi pada tahun 2015.
Tiongkok: Insiden keracunan terjadi akibat konsumsi makanan fermentasi jagung pada tahun 2020.
Selesai/ML