Blair: Dukungan AS lebih mungkin diberikan karena Taiwan semakin bersedia dan mampu bertempur

13/06/2025 12:31(Diperbaharui 13/06/2025 12:31)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 12 Juni (CNA) Peningkatan kemampuan militer dan kemauan untuk mempertahankan diri Taiwan membuat kemungkinan Amerika Serikat (AS) membantunya jika terjadi agresi Tiongkok menjadi "Jauh lebih besar", kata mantan kepala Komando Pasifik AS Dennis Blair hari Rabu (11/6).

Blair, yang berada di Taipei untuk mengikuti latihan simulasi yang diorganisisasi sipil dan menjadi salah satu pesertanya, menanggapi pertanyaan seorang reporter yang meminta para pemimpin tim latihan tersebut untuk menilai kesediaan AS membantu mempertahankan Taiwan jika terjadi invasi dari Tiongkok.

Menurut Blair, ada dua faktor yang akan mempengaruhi keputusan presiden AS apakah akan membantu mempertahankan Taiwan dari invasi militer Tiongkok: bagaimana konflik itu dimulai dan apakah Taiwan memiliki kemampuan serta kemauan untuk mempertahankan diri.

Faktor kedua, khususnya, akan "Sangat berpengaruh" terhadap apakah AS akan terlibat atau tidak, catat Blair.

"Saya telah datang ke Taiwan selama 20 tahun terakhir, berpartisipasi dalam latihan-latihan Taiwan, mengamati Taiwan, dan saya benar-benar melihat bahwa kemampuan Taiwan untuk mempertahankan diri, untuk melawan agresi Tiongkok, serta kemauan untuk melakukannya telah meningkat."

"Dan itu berarti Amerika Serikat akan jauh lebih mungkin untuk membantu Taiwan dalam masalah yang sangat penting ini," ujarnya.

Blair merujuk pada janji mantan Presiden AS Joe Biden dan pernyataan terbaru Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth di Shangri-La Dialogue di Singapura bahwa AS akan menggunakan kekuatan militer untuk membela Taiwan jika terjadi invasi dari Tiongkok sebagai indikasi komitmen AS terhadap pertahanan Taiwan.

Mantan kepala intelijen nasional AS itu juga merujuk pada Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang selain menyatakan bahwa AS akan memastikan Taiwan memiliki kemampuan pertahanan yang cukup, juga menyatakan bahwa AS menganggap setiap upaya untuk menentukan masa depan Taiwan dengan cara yang tidak damai sebagai masalah yang "Sangat serius."

"Itu berarti bisa melibatkan kekuatan militer," ujarnya.

Namun, jika konflik dipicu oleh provokasi dari pihak Taiwan, seperti langkah menuju kemerdekaan Taiwan, AS akan lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat, ujarnya.

Bagi pemerintah Amerika maupun Taiwan, tujuannya adalah untuk mencegah, menghalangi, dan mengurangi segala bentuk agresi Tiongkok dengan memiliki kemampuan yang cukup, serta dengan memperjelas bahwa "Kami akan bertempur jika memang harus demikian," simpul Blair.

Dari 2003-2007, Blair berpartisipasi dalam Latihan Militer Han Kuang Taiwan sebagai pengamat senior, di mana ia memberikan saran-saran yang sangat berharga kepada Taiwan yang melengkapi infrastruktur latihan penting tersebut -- misalnya adopsi sistem simulasi perang komputerisasi Joint Theater Level Simulation (JTLS) dan Joint Training System (JTS), menurut mantan Kepala Staf Umum Taiwan Lee Hsi-min (李喜明), yang memimpin lembaga pemikir Center for Peace and Security yang berbasis di Taipei, salah satu penyelenggara permainan perang tersebut.

(Oleh Sean Lin dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.