Jakarta/Taipei, 20 Nov. (CNA) Perwakilan Taiwan di Indonesia, John C. Chen (陳忠), mengajak seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung partisipasi Taiwan yang profesional, pragmatis, dan konstruktif dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB (UNFCCC).
Chen, Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) di Indonesia, menyampaikan hal tersebut dalam rubrik opini Media Indonesia, saat Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-29 tengah berlangsung di Baku, Azerbaijan.
Ia menunjukkan bahwa Taiwan terus merevisi undang-undang yang berkaitan dengan iklim, melakukan tindakan spesifik seperti penetapan harga karbon dan aktif menggemakan tren emisi nol bersih untuk bersama-sama menghadapi tantangan perubahan iklim.
Namun, kata Chen, karena faktor politik internasional, terutama karena tekanan dari Tiongkok, Taiwan belum dapat berpartisipasi dalam UNFCCC, Persetujuan Paris, serta platform internasional lainnya.
Ia menyampaikan, Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang telah menyerukan bahwa negara-negara anggota PBB harus memperkuat kerja sama internasional untuk menghadapi serangkaian tantangan global seperti perubahan iklim.
Namun, kata Chen, "Tiongkok dengan sengaja mendistorsi Resolusi 2758 Majelis Umum PBB yang disahkan pada 1971 untuk menyangkal status yang layak bagi Taiwan dan dengan sengaja menghubungkan resolusi tersebut dengan Prinsip Satu Tiongkok untuk menekan hak sah Taiwan untuk berpartisipasi di PBB dan badan-badan khususnya."
Sementara itu, kata Chen, saat ini semakin banyak negara yang menyampaikan kritik mereka terhadap interpretasi Tiongkok terhadap Resolusi 2758 Majelis Umum PBB, misalnya para anggota Uni Eropa.
"Perubahan iklim tidak membedakan siapa pun. Taiwan secara aktif mengadopsi berbagai tindakan iklim dan merumuskan kebijakan relevan yang memenuhi standar internasional guna menunjukkan tekad Taiwan untuk berpartisipasi dalam tata kelola perubahan iklim global," ujar Chen.
Chen mencontohkan, pada Juni, Taiwan membentuk Komite Perubahan Iklim Nasional yang secara aktif mempromosikan strategi-strategi utama untuk transisi menuju emisi nol bersih. Taiwan juga terus mengesahkan dan mengumumkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan perubahan iklim, ujarnya.
Selain itu, kata Chen, Taiwan telah menerapkan teknologi terdepan di bidang informasi dan teknologi pada ekonomi hijau, di mana hasilnya terlihat jelas bagi semua orang.
Pemerintah Taiwan juga akan mengintegrasikan sumber daya dan energi dari sektor publik dan swasta untuk mewujudkan transformasi menjadi industri digital dan hijau serta membentuk gaya hidup emisi nol bersih, Chen menunjukkan.
Dengan demikian, kata Chen, Taiwan mendorong menuju transisi yang adil tanpa meninggalkan siapa pun serta berjanji membantu negara-negara berkembang dalam menghadapi perubahan iklim.
Pemerintah Taiwan juga mengirimkan konsultan teknis ke negara-negara sahabat untuk melaksanakan proyek kerja sama terkait, kata Chen.
Taiwan juga memanfaatkan teknologi pencegahan bencana canggihnya untuk mendorong kerja sama teknis dan membantu negara sahabat dalam membangun ketahanan pencegahan bencana dalam menanggapi perubahan iklim, tambahnya.
Chen menyampaikan, masyarakat Indonesia dan Taiwan memiliki hubungan yang erat, tetapi untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan perubahan iklim, pemerintah kedua negara harus saling bergandengan tangan.
"Pemerintah Taiwan bersedia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk merumuskan strategi khusus dalam menanggapi krisis iklim serta mengatasi ancaman dan dampak dari iklim ekstrem terhadap kehidupan dan harta benda dari masyarakat kedua negara," kata Chen.
Taiwan, sebagai negara maju di bidang ekonomi dan inovasi teknologi, punya kemampuan dalam energi terbarukan, adaptasi iklim, dan inovasi teknologi rendah karbon, kata Chen.
"Taiwan dapat memberikan dukungan kuat bagi tata kelola iklim di Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia," ia menyampaikan.
Selain ingin berpartisipasi, kata Chen, Taiwan juga memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk berkontribusi dalam tanggapan global terhadap perubahan iklim.
"Perubahan iklim tidak membedakan siapa pun. Oleh karena itu, mekanisme seperti UNFCCC dan Persetujuan Paris yang dibentuk sebagai respons terhadap perubahan iklim tidak sepatutnya membedakan Taiwan hanya karena alasan politik," ia menyampaikan.
Untuk itu, kata Chen, Taiwan seharusnya diberikan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam mekanisme tanggapan terhadap perubahan iklim.
"Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan komunitas internasional untuk mendukung Taiwan yang profesional, pragmatis, dan konstruktif agar dapat berpartisipasi dalam COP29 UNFCCC, agar Taiwan dan komunitas internasional dapat bekerja bersama menuju dunia dengan emisi nol bersih," ia menyampaikan.
(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF