Taipei, 18 Nov. (CNA) Para ahli ilmu atmosfer dari NASA dan beberapa negara lainnya mengikuti sebuah lokakarya tentang polusi udara lintas batas yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan (MOENV) Taiwan pada 12 dan 13 November di Taipei.
"Kami berharap teknologi pemantauan polusi udara Taiwan dapat beresonansi dengan dunia melalui dialog mendalam antara para ilmuwan dan ahli di lokakarya internasional ini," kata MOENV dalam pernyataan yang diposting di Facebook baru-baru ini.
"Melalui kerja sama lintas batas, kami akan lebih meningkatkan kualitas udara regional dan perkotaan serta menunjukkan kemampuan pemantauan lingkungan Taiwan yang luar biasa," kata pernyataan tersebut.
Lokakarya tersebut, berjudul "2024 Seven Seas Program and Gaoping Experiment International Workshop," dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara termasuk Indonesia, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina, Malaysia, dan Bangladesh.
Menurut MOENV, Taiwan telah berkolaborasi dengan NASA dan beberapa negara Asia lainnya dalam pemantauan polusi udara lintas batas sejak awal tahun ini.
Hasil dari pemetaan tiga dimensi udara beresolusi tinggi yang dilakukan oleh NASA antara Februari dan Maret tahun ini juga dirilis di lokakarya tersebut, kata kementerian tersebut.
Hal Maring, manajer program untuk Program Ilmu Radiasi NASA, juga memberikan pidato pada upacara pembukaan lokakarya di mana ia memuji kemampuan pemantauan udara Taiwan.
"Dari hasilnya dapat dilihat bahwa kualitas udara Taiwan tidak lebih buruk dari Jepang atau Korea Selatan," Menteri Lingkungan Peng Chi-ming (彭啓明) mengatakan kepada para wartawan di acara tersebut.
Peng mengatakan bahwa proyek tersebut mengukur beberapa polutan udara utama seperti zat per- dan polifluoroalkil (PFAS), dengan hasil menunjukkan bahwa kualitas udara Taiwan dipengaruhi oleh industri lokal serta sirkulasi atmosfer tingkat tinggi.
Peng juga menyatakan minat MOENV dalam melanjutkan kerja sama dengan NASA, dengan tujuan untuk meluncurkan satelit pemantauan kualitas udara dengan bantuan badan antariksa Amerika tersebut di masa depan.
Lin Neng-huei (林能暉), seorang profesor terkemuka di Departemen Ilmu Atmosfer National Central University, juga mengatakan kepada para wartawan di acara tersebut bahwa data pemantauan NASA dari 3 Maret tahun ini menunjukkan bahwa polusi yang berasal dari luar Taiwan bahkan mungkin mencakup lebih dari setengah polusi atmosfer di Taiwan.
Dengan berkolaborasi dengan NASA dalam program ini, Taiwan dapat memahami lebih baik tentang polusi di berbagai tingkat di atmosfer, kata profesor tersebut.