Tiongkok akhiri pembebasan bea produk Taiwan, Kabinet desak negosiasi

19/09/2024 17:56(Diperbaharui 19/09/2024 17:56)
Nanas segar dipajang di sebuah stan buah di Distrik Lingya, Kaohsiung. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Nanas segar dipajang di sebuah stan buah di Distrik Lingya, Kaohsiung. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 19 Sep. (CNA) Yuan Eksekutif (Kabinet Taiwan), Kamis (19/9) mendesak Tiongkok untuk melakukan negosiasi dengan Taiwan di bawah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sebagai respons terhadap Tiongkok yang mengakhiri pembebasan bea beberapa produk dari Taiwan.

Pada Rabu malam, Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan bahwa sebanyak 34 produk, termasuk buah segar, sayuran, dan produk akuatik yang awalnya bebas bea, tidak lagi mendapat pembebasan mulai 25 September.

Tiongkok menyatakan bahwa keputusan ini disebabkan "Pembatasan dan tindakan diskriminatif sepihak" yang diterapkan Taiwan terhadap produk ekspor Tiongkok, yang telah "Dengan serius menghambat kerja sama ekonomi lintas selat."

Juru bicara Kabinet, Michelle Lee (李慧芝) mengatakan bahwa Kabinet sangat menentang "Koersi ekonomi" yang telah diterapkan Tiongkok terhadap Taiwan sejak 2021.

Lee menyatakan bahwa penegasan Tiongkok bahwa Taiwan menghambat kegiatan dagang lintas selat dan langkah "Pembalasan" yang diambilnya, bertentangan dengan regulasi WTO.

Ia mendesak Tiongkok untuk melakukan "Negosiasi, bukannya konfrontasi," sebagai sesama anggota WTO.

Gedung Yuan Eksekutif di Taipei. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Gedung Yuan Eksekutif di Taipei. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Kementerian Pertanian (MOA) mengatakan pada Rabu malam bahwa dampak dari perubahan kebijakan mendadak ini masih dapat dikelola.

MOA menunjukkan bahwa Tiongkok sebelumnya secara sepihak menangguhkan impor nanas, mangga, dan apel lilin Taiwan serta bahwa memang hanya sedikit produk yang mendapatkan pembebasan bea.

Selain itu, MOA juga menyebutkan bahwa produk makanan yang diimpor ke Tiongkok yang harus didaftarkan, menambah hambatan bagi eksportir Taiwan.

Hambatan lainnya termasuk biaya pemasaran yang tinggi, waktu tunggu yang lama untuk melewati bea cukai, tambahan pajak dengan nilai yang relatif tinggi, maraknya buah lokal yang mengaku sebagai buah Taiwan, persaingan dari buah dengan harga rendah, serta kesulitan dalam menyelesaikan sengketa.

Menteri Pertanian Chen Junne-jih (陳駿季) mengatakan kepada CNA pada Rabu malam bahwa saat ini ada 52 jenis produk yang dapat diimpor ke Tiongkok dengan bebas bea, di mana 34 jenis yang akan dihentikan masuk daftar pada 2005 dan 2007.

Produk-produk yang dapat terkena dampaknya termasuk pomelo, atemoya -- sejenis apel susu -- dan ikan teri, kata Chen.

Chen menambahkan bahwa statistik perdagangan tahun 2023 menunjukkan -34 jenis produk tersebut memperoleh penghematan kolektif sekitar US$1,08 juta (Rp15,18 miliar) dalam bentuk bea.

MOA mengatakan bahwa pemerintah Taiwan telah mendesak Tiongkok untuk bernegosiasi tentang masalah bea untuk mencegah pembatalan sewenang-wenang atas langkah-langkah yang menguntungkan sejak 2005.

Sejak Tiongkok mulai menangguhkan kegiatan impor Taiwan, MOA telah melanjutkan langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing Taiwan dan mengembangkan pasar di luar Tiongkok, kata kementerian tersebut.

Misalnya, nanas mulai diekspor ke Australia pada 2020 dan Selandia Baru pada 2024. Buah naga juga mulai diekspor ke Jepang pada 2024, kata MOA.

(Oleh Wu Hsin-yun, Lai Yu-chen, Wu Kuan-hsien, dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.