Taipei, 15 Mei (CNA) Musik gamelan asal Indonesia akan hadir dalam festival tahunan musik elektronik Taiwan Glowball Festival yang tahun ini digelar pada Sabtu (17/5) di Taipei Nangang Music Center, hadir dalam kolaborasi seniman sonik Taiwan yakni Mong Tong, chacha, dan Sherwin.
Dalam pernyataan yang CNA kutip dari laman Glowball Festival penampilan ini akan dinamakan “Epigraphy Gamelan Live”. Ketiga artis yakni Mong Tong, chacha, dan Sherwin akan menyajikan set eksperimental mereka berpadu dengan ritme gamelan untuk pertama kalinya demi menyajikan pengalaman suara purba ke visi masa depan.
Pada informasi yang diunggah Glowball Festival di laman media sosialnya, gamelan yang dikenal di Jawa dan Bali telah membentuk suara khas selama berabad-abad dari nada tembaga yang berkilau ke ritme yang menghipnotis. Setiap instrumen membentuk harmoni satu sama lain dan menciptakan getaran yang kuat bagi pendengar.
Berasal dari Indonesia, gamelan telah melanglang buana setidaknya sejak 1889 berdasarkan pernyataan komponis Perancis, Claude Debussy yang mendengar gamelan di Paris Exposition dan memengaruhi kekaryaan sang legenda ini, demikian dinyatakan Glowball Festival. Di Jepang, Geinoh Yamashirogumi juga mengambil elemen gamelan dan menggabungkannya dengan nyanyian khas dan suara elektronik yang ia kerjakan untuk lagu latar anime Jepang “Akira” yang rilis di tahun 1988.
Penggunaan gamelan tak berhenti di situ saja. Masih mengutip pernyataan Glowball Festival di kancah populer lain, pengaruh gamelan juga disisipi dalam “Tokyo Drift”-nya Teriyaki Boyz, Lost Kingdom yang meminjam tangga nada gamelan untuk “Super Mario Odyssey”, hingga penyanyi Islandia Björk yang menciptakan Gameleste, sebuah instrumen kustom terinspirasi dari gamelan yang ia gunakan di albumnya “Biophilia” (2011).
Lebih dari itu, Plaid, legenda di musik elektronik Inggris juga berkolaborasi dengan kelompok gamelan dan menciptakan struktur poliritmik yang unik. Bethany Collier dari Gamelan Dharma Swara mengatakan kalau gamelan dan elektronik musik berbagi koneksi yang mendalam terutama bagaimana mereka melakukan pendekatan pada lapisan musik dan menciptakan evolusi yang terus menerus, demikian dinyatakan Glowball.
Penampil dari set gamelan di Glowball ini juga merupakan seniman sonik Taiwan yang sudah cukup lama mengeksplorasi banyak suara kuno dari Asia Timur dan Tenggara. Mong Tong misalnya, dikenal sebagai duo elektronik yang menggabungkan musik elektronik dengan gaya bermusik, nada, dan kearifan lokal Formosa. Duo Mong Tong juga sempat tampil di Indonesia untuk festival musik yang digelar dua kali setahun, Joyland Festival.
Selesai/ML