Grup tari Timur Tengah yang dikelola imigran baru asal Mesir akan tampil di Indonesia akhir Juli

09/07/2024 17:38(Diperbaharui 09/07/2024 17:38)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Imigran baru asal Mesir, Mohamed Mamdouh (belakang, ketujuh dari kanan) dan istrinya yang berasal dari Taiwan, Chao Hsin-ying (depan, kanan), pada tanggal 5 mengelola grup tari tradisional Timur Tengah di Chaozhou, Pingtung, mengadakan konferensi pers sebelum keberangkatan ke Indonesia. (Sumber Foto : CNA Taipei, 5 Juli 2024)
Imigran baru asal Mesir, Mohamed Mamdouh (belakang, ketujuh dari kanan) dan istrinya yang berasal dari Taiwan, Chao Hsin-ying (depan, kanan), pada tanggal 5 mengelola grup tari tradisional Timur Tengah di Chaozhou, Pingtung, mengadakan konferensi pers sebelum keberangkatan ke Indonesia. (Sumber Foto : CNA Taipei, 5 Juli 2024)

Taipei, 9 Juli (CNA) Imigran baru keturunan Mesir, Mohamed Mamdouh, bersama istrinya yang berasal dari Taiwan, Chao Hsin-ying (趙芯瑩), mengelola kelompok tari tradisional Timur Tengah di Chaozhou, Pingtung, yang akan tampil di Kalimantan Timur, Indonesia pada akhir Juli 2024.

Mamdouh, ketua kelompok tari tradisional Timur Tengah "Tw-Egy Folk Troupe," menetap di Taiwan delapan tahun lalu demi cintanya, dan bersama istrinya yang juga seorang penari, Chao, mengelola kelompok tari ini.

Mamdouh mengatakan kepada CNA bahwa mempunyai kelompok tari yang bisa berkeliling dunia selalu menjadi impiannya.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya sangat beruntung karena ia dan istrinya bisa membawa kebudayaan masing-masing negara mereka untuk melakukan pertukaran internasional.

Mahmoud mengatakan bahwa kelompok tari mereka mengenakan kostum asli saat menampilkan tarian Timur Tengah dan tarian suku penduduk asli, dengan harapan dapat memberikan kesan pertama yang benar kepada penonton.

Mahmoud menyatakan bahwa tarian tradisional penting dalam menampilkan jejak kehidupan berbangsa, di mana suku Paiwan menceritakan kisah hidup melalui tarian, dan di Mesir juga ada tarian yang berasal dari kehidupan pedesaan.

Chao, yang juga menjadi wakil ketua kelompok tari, mengatakan bahwa kelompok tari ini, termasuk grup musiknya, terdiri dari 19 anggota, di mana selain Mahmoud juga ada imigran baru dari Maroko, Rusia, dan Tiongkok.

Pementasan ini adalah pertama kalinya mereka tampil di Indonesia, kata Chao, dan mereka akan menampilkan empat tarian rakyat Timur Tengah dan empat tarian suku penduduk asli (Paiwan dan Amis), dengan harapan bisa menunjukkan kekayaan dan keberagaman suku dan budaya Taiwan.

Kayo Kimu, yang mengajarkan tarian suku penduduk asli kepada kelompok tari ini, dan mengatakan bahwa dirinya memiliki keturunan suku Amis, Sakizaya, dan Paiwan.

Kimu mengatakan bahwa imigran baru bersedia menerima suku penduduk asli, dan suku penduduk asli juga bersedia belajar dari imigran baru, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa "Budaya tidak memiliki jarak."

Kelompok tari tradisional Timur Tengah "Tw-Egy Folk Troupe" sebelumnya pernah mengunjungi ke Maroko, Yordania, dan India. Kali ini, mereka diundang oleh "East Borneo International Folklore Festival" di Kalimantan Timur, Indonesia, dan akan mengadakan enam pertunjukan dari tanggal 25 Juli hingga 1 Agustus.

(Oleh Huang Yu-ching dan Jason Cahyadi)

Selesai/ ML

Kelompok tari "Tw-Egy Folk Troupe" menampilkan berbagai tarian Timur Tengah. (Sumber Foto : CNA Taipei, 5 Juli 2024)
Kelompok tari "Tw-Egy Folk Troupe" menampilkan berbagai tarian Timur Tengah. (Sumber Foto : CNA Taipei, 5 Juli 2024)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.