Taipei, 23 Agu. (CNA) Ketua Kuomintang (KMT) Eric Chu (朱立倫), menyerukan persatuan di Taiwan dan menguraikan reformasi kebijakan yang ia katakan sangat dibutuhkan, setelah partai oposisi tersebut meraih kemenangan bersih dalam pemungutan suara pemakzulan pada Sabtu (23/8).
Ketujuh legislator KMT yang menjadi sasaran berhasil mempertahankan kursinya, sehingga KMT dan sekutunya yang juga oposisi, Partai Rakyat Taiwan (TPP), dapat mempertahankan mayoritas di Yuan Legislatif (Parlemen).
Berbicara di hadapan pers pada Sabtu malam, Chu mendesak pemerintah yang dipimpin Presiden Lai Ching-te (賴清德) dari Partai Progresif Demokratik (DPP) untuk menghentikan manuver politik yang memicu perpecahan, dan mengusulkan lima reformasi yang menurutnya dibutuhkan Taiwan saat ini.
Di tengah ketidakpastian tarif dari Amerika Serikat (AS), Chu meminta Lai memberikan bantuan ekonomi dan mengungkapkan rincian negosiasi tarif agar bisnis domestik lebih tangguh terhadap dampak yang mungkin terjadi.
Terkait kebijakan energi, ia menekankan bahwa Taiwan membutuhkan sumber energi yang stabil dan mendorong pemerintah untuk menerapkan amandemen Undang-Undang Fasilitas Reaktor Nuklir yang disahkan pada 13 Mei, yang akan memungkinkan operator pembangkit listrik tenaga nuklir mengajukan perpanjangan lisensi selama 20 tahun di luar batas 40 tahun yang ada.
Dengan menuduh DPP melakukan campur tangan hukum dan penuntutan politik, Chu menuntut pembebasan mantan Wali Kota Taipei sekaligus mantan Ketua TPP Ko Wen-je (柯文哲) dan personel KMT yang berada dalam tahanan.
Selain itu, ia mengatakan Lai perlu menghormati status mayoritas oposisi dan "berhenti menyebarkan kebohongan dan kontroversi" dalam mengejar kediktatoran, dengan mengutip hasil Sabtu sebagai penegasan kembali keinginan rakyat Taiwan agar DPP diawasi.
Terakhir, ia menyerukan persatuan di Taiwan, meminta Lai menghentikan konflik politik internal dan fokus pada tugas-tugas seperti pemulihan pascabadai dan pertumbuhan ekonomi Taiwan.
"Tidak ada yang benar-benar menang di Taiwan yang terpecah," kata Chu.
Pemungutan suara Sabtu ini merupakan tahap terakhir dari kampanye dua tahap melawan KMT, partai oposisi terbesar di Taiwan, setelah putaran sebelumnya pada 26 Juli gagal menggulingkan 24 legislator mereka yang menjadi sasaran.
Pada hari yang sama, sebuah referendum untuk memperpanjang masa operasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ketiga Taiwan juga gagal lolos karena tidak memenuhi ambang batas suara "ya" yang dipersyaratkan, yaitu 25 persen dari pemilih yang memenuhi syarat. Namun, lebih banyak suara yang mendukung (4,3 juta) daripada menentang (1,5 juta).
(Oleh Wang Cheng-chung, Hsiao Hsu-chen, dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA