Taipei, 22 Jan. (CNA) Data pertama dari detektor radiasi buatan Taiwan, Deep Space Radiation Probe (DSRP), telah diterima setelah diluncurkan ke luar angkasa pekan lalu, kata National Central University (NCU) pada Rabu (22/1).
DSRP milik NCU diluncurkan bersama pendarat bulan HAKUTO-R Mission 2 yang dikembangkan perusahaan eksplorasi luar angkasa Jepang, ispace. Peluncuran dilakukan dari Florida pada 15 Januari pukul 1.11 dini hari waktu AS dengan roket Falcon 9 milik perusahaan teknologi luar angkasa AS, SpaceX.
Baca juga: Misi bulan pertama Taiwan berhasil diluncurkan
DSRP saat ini beroperasi dengan normal dan suhunya dalam rentang aman, ungkap NCU dalam siaran pers terkait misi luar angkasa kolaboratif pertama Taiwan itu.
Setelah memulai operasi seperti yang dijadwalkan 36 jam setelah peluncuran, perangkat tersebut mengirimkan data kembali kepada tim peneliti di Taiwan.
Para peneliti mendeteksi dua perubahan bit akibat sinar kosmik, kata NCU, merujuk pada dua insiden di mana radiasi memengaruhi sistem elektronik.
Menurut NCU, data yang diterima menunjukkan hasil yang cemerlang, meskipun detail spesifik mengenai data atau jumlah data yang diterima tidak diungkapkan.
Misi ini bertujuan untuk mengukur perkiraan dosis radiasi antara bumi dan bulan serta di permukaan bulan, dan memahami anomali yang disebabkan oleh radiasi dari elektronik yang umumnya digunakan di pesawat ruang angkasa, katanya.
DSRP Taiwan merupakan salah satu dari tiga muatan ilmiah pada pendarat bulan buatan Jepang yang disebut Resilience. Pendarat ini dijadwalkan mendarat di bulan setelah perjalanan selama sekitar empat purnama dan akan mempelajari permukaan bulan selama sepuluh hari.
"DSRP milik NCU adalah muatan ilmiah pertama Taiwan yang meninggalkan orbit rendah bumi. Muatan ini mencatat rekor baru dalam jarak penerbangan muatan luar angkasa Taiwan setiap harinya," menurut NCU.
Selesai/JC