Lulusan sastra Jerman bagikan kisah jadi petugas kelompok bahasa Indonesia di imigrasi Taiwan

05/11/2025 14:42(Diperbaharui 05/11/2025 14:43)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Liu Wan-jou (berdiri) berbicara di sesi berbagi Direktorat Jenderal Imigrasi. (Sumber Foto : Pusat Layanan Kota Taipei NIA)
Liu Wan-jou (berdiri) berbicara di sesi berbagi Direktorat Jenderal Imigrasi. (Sumber Foto : Pusat Layanan Kota Taipei NIA)

Taipei, 5 Nov. (CNA) Liu Wan-jou (劉琬柔), lulusan jurusan bahasa Jerman universitas yang tahun ini berhasil lulus ujian pegawai kelompok bahasa Indonesia di Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) Taiwan, telah diundang untuk membagikan pengalamannya kepada calon peserta tes, kata NIA dalam sebuah rilis pers.

Dalam kegiatan berbagi ini, yang dihadiri hampir 20 peserta di lokasi, Liu membagikan bahwa ia pernah mempersiapkan diri penuh waktu untuk mengikuti ujian pegawai NIA dan, meskipun gagal pada tes awal, tidak pernah menyerah pada mimpinya.

Pada 2021, ia memutuskan untuk terlebih dahulu bekerja di kantor NIA sebagai staf pengganti dan pegawai kontrak, di mana ia mempelajari lebih dalam pekerjaan di ditjen tersebut sambil terus mengamati dan mempersiapkan diri, kata Liu.

Liu pun akhirnya memutuskan untuk beralih dan mengikuti ujian pegawai NIA kelompok bahasa Indonesia, memulai langkah baru, ujarnya.

Berkat ketekunan bertahun-tahun dan pengalaman praktis yang solid, tahun ini Liu berhasil lulus ujian tulis dan tes fisik, mewujudkan impiannya, kata NIA.

Liu mengatakan persiapan ujian membutuhkan ketabahan untuk menghadapi kesendirian, dan ia sangat berterima kasih untuk keluarga atas dukungan mereka, ke atasan atas bimbingannya, serta kepada rekan kerja atas dorongan yang membuatnya terus bersemangat untuk berjuang.

Selain Liu, dalam kegiatan ini juga diundang Sun Shih-Han (孫詩涵), yang menyampaikan dirinya sebenarnya sudah lulus ujian tulis tahun lalu, namun gagal karena hasil tes kekuatan genggaman kedua tangan tidak memenuhi standar.

Agar kegagalan itu tidak terulang, kata Sun, ia tahun ini secara khusus mempersiapkan diri dari sisi daya tahan dan ketenangan mental, menata kembali pikirannya dari nol, serta kembali mengikuti ujian.

Bahkan sebelum hasil ujian tulis diumumkan, ujarnya, ia sudah berlatih rutin setiap hari dengan alat genggaman sebanyak 30–40 kali dan latihan pull-up, mengubah penyesalan tahun lalu menjadi motivasi baru.

"Keteguhan tidak selalu berarti melakukan perubahan besar, tapi kesediaan untuk melakukan sedikit lebih banyak setiap hari," kata Sun.

Ia menambahkan bahwa kemampuan yang dibangun secara konsisten akan menjadi kekuatan pada saat-saat penting. Tahun ini, dalam tes fisik, ia akhirnya mampu menunjukkan hasil dari latihan tersebut dan berhasil lolos dengan baik, menurut rilis pers.

Kepala Pusat Layanan Kota Taipei NIA, Su Hui-Wen (蘇慧雯), menyatakan bahwa pengalaman Sun dan Liu merupakan teladan bagi semua yang berjuang, dan ia berharap semua peserta dapat memperoleh kekuatan dari kisah mereka untuk berani mengejar impian.

Melalui sesi berbagi pengalaman ini, kata Su, ia berharap semakin banyak orang yang terdorong untuk merencanakan karier secara proaktif, berani menghadapi tantangan ujian pegawai imigrasi, dan melangkah menuju tujuan menjadi pegawai negeri yang sesungguhnya.

(Oleh Huang Li-yun dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.