Taipei, 11 Agu. (CNA) Taiwan hari Sabtu (9/8) membuka pameran pendidikan tinggi tahunannya di Indonesia dengan membawa 66 universitas, jumlah terbesar sepanjang sejarah, yang diperkirakan akan menarik puluhan ribu pelajar, guru, dan orang tua hingga ditutup pada 17 Agustus.
Taiwan Higher Education Fair Indonesia (THEFI) tahun ini digelar Kementerian Pendidikan (MOE), Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO), dan World Federation of Taiwan Alumni Associations (WFOTAA) di Indonesia dibuka di Jakarta dan juga hadir di Bandung, Makassar, Surabaya, dan Medan.
Wakil Kepala TETO Trust Lin (林信任) dalam sambutannya menyampaikan pemerintah Taiwan secara aktif memperkuat hubungan kerja sama pendidikan dengan Indonesia.
Taiwan memiliki lingkungan pendidikan tinggi yang berkualitas, menawarkan beragam program berbahasa Inggris, serta biaya kuliah yang relatif terjangkau, menurutnya.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa Taiwan unggul secara global dalam industri semikonduktor, yang sangat mendukung mahasiswa internasional untuk mempelajari program teknologi tinggi.
Ia mengundang lebih banyak pelajar Indonesia untuk menempuh studi di Taiwan dan menjadi jembatan bagi perkembangan masa depan kedua belah pihak.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Beny Bandanadjaja, dalam sambutannya menyatakan apresiasi dan dukungan terhadap penyelenggaraan pameran pendidikan ini.
Menurutnya, kegiatan ini membuka lebih banyak jalur bagi pelajar Indonesia untuk studi ke luar negeri dan membantu memperdalam kerja sama serta pertukaran pendidikan antara kedua belah pihak.
Menurut TETO, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tetap menjadi sumber mahasiswa asing terbesar kedua di Taiwan, dengan saat ini mendekati 17.000 orang.
Melalui pameran pendidikan ini, kata kantor tersebut, diharapkan pelajar dan pendidik Indonesia dapat lebih mengenal Taiwan, sehingga dapat bersama-sama mencetak talenta unggul serta mendorong kerja sama dan pertukaran pendidikan.
(Oleh Jay Chou dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA