Taiwan alami sepekan penuh "hujan sangat lebat" pertama sejak 1998

05/08/2025 13:39(Diperbaharui 05/08/2025 13:43)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Desa Sandimen, Kabupaten Pingtung pada 2 Agustus. (Sumber Foto : Kontributor pribadi)
Desa Sandimen, Kabupaten Pingtung pada 2 Agustus. (Sumber Foto : Kontributor pribadi)

Taipei, 5 Agu. (CNA) Taiwan mengalami seminggu penuh "hujan sangat lebat" pertama sejak 1998 pada pekan lalu, kata Direktorat Jenderal Cuaca Pusat (CWA) pada Senin (4/8).

Menurut CWA, "hujan sangat lebat" didefinisikan sebagai hujan dengan curah akumulatif 24 jam melebihi 200 milimeter (mm), atau tiga jam melebihi 100 mm.

Pernyataan ini disampaikan CWA dalam sebuah konferensi pers setelah mencabut peringatan hujan selama sepekan yang diberi nama "Peristiwa Hujan Sangat Lebat Akibat Arus Udara Barat Daya 0728."

Direktur Pusat Prakiraan Cuaca CWA, Chen Yi-liang (陳怡良), mengatakan bahwa pekan antara 28 Juli hingga 4 Agustus merupakan pertama kalinya sejak 1998 stasiun pengamatan di wilayah tengah dan selatan Taiwan mencatat curah hujan lebih dari 200 mm setiap hari.

Chen menjelaskan bahwa baik hujan singkat maupun berkepanjangan melanda seluruh wilayah Taiwan tengah dan selatan, dengan 17 wilayah di Nantou, Yunlin, Chiayi, dan Pingtung, serta Tainan dan Kaohsiung mengalami "hujan sangat ekstrem", yang didefinisikan bercurah akumulatif 24 jam melebihi 500 mm.

Selama sepekan itu, kata Chen, beberapa wilayah mengalami "hujan ekstrem" ketika curahan mencapai lebih dari 200 mm dalam tiga jam.

Pola cuaca seperti ini berlangsung selama lima hari berturut-turut di sejumlah lokasi di wilayah tengah dan selatan, ujarnya, serta menambahkan bahwa total akumulasi hujan hampir menyamai rekor yang dicatat selama Taifun Morakot tahun 2009.

Menurut statistik CWA, taifun tersebut mencatat rekor curah hujan sebesar 3.060 mm dalam lima hari di Desa Alishan, Kabupaten Chiayi.

Dari 28 Juli hingga pukul 2 sore pada 4 Agustus, curah hujan tertinggi tercatat sebesar 2.873,5 mm di jalur hutan Duona, Kaohsiung, menurut CWA.

Dalam konferensi pers Senin, Chen mengatakan bahwa hujan mencapai tingkat lebat dan sangat lebat di beberapa wilayah dalam dua gelombang, yakni pertama pada 28-31 Juli dan kedua 1-3 Agustus.

Chen menjelaskan bahwa penyebab utama hujan selama sepekan tersebut adalah perubahan penguatan dan pelemahan arus udara barat daya di atas Selat Bashi.

Dampak arus udara tersebut paling terasa antara Rabu dan Kamis pekan lalu, saat wilayah tengah dan selatan Taiwan dilanda hujan signifikan.

Karena menurunnya kemungkinan hujan lebat yang meluas dan ekstrem, CWA mencabut peringatan hujan sepekan tersebut pada Senin siang.

Menurut Pusat Operasi Darurat Nasional, serangkaian hujan deras tersebut hingga Selasa pagi telah membuat lima orang tewas, tiga hilang, dan 101 terluka.

Karena awan konvektif yang berkembang pesat, CWA pada Selasa siang juga mengeluarkan peringatan "hujan sangat lebat" untuk Taipei dan wilayah selatan New Taipei, memperingatkan kemungkinan hujan dengan curah akumulatif 24 jam melebihi 350 milimeter, atau tiga jam melebihi 200 milimeter.

Peringatan "hujan lebat" juga dikeluarkan untuk Keelung, pesisir utara New Taipei, serta wilayah pegunungan Taoyuan dan kabupaten Hsinchu dan Yilan.

(Oleh Chang Hsiung-feng, James Lo, dan Jason Cahyadi)

Selesai/ja

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.