Mahkamah Agung tolak permintaan sidang ulang dari narapidana hukuman mati

05/08/2025 17:53(Diperbaharui 05/08/2025 17:53)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Mahkamah Agung Taiwan. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Mahkamah Agung Taiwan. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 5 Agu. (CNA) Mahkamah Agung Taiwan menolak permohonan peninjauan kembali dari terpidana mati Lu Wen-sheng (呂文昇), memutuskan bahwa keputusan pengadilan tingkat lebih rendah untuk menolak petisi tersebut sudah sesuai prosedur dan sah secara hukum.

Putusan ini menegaskan keputusan sebelumnya dari Pengadilan Tinggi Taiwan Cabang Taichung, yang menyatakan bahwa permohonan Lu seharusnya diajukan ke Mahkamah Agung, bukan ke pengadilan tingkat kedua, karena kasusnya telah melalui persidangan tingkat ketiga.

Pengadilan di Taichung juga memutuskan bahwa Lu gagal memberikan bukti baru yang memenuhi kriteria untuk peninjauan kembali, seperti bukti bahwa putusan awal tidak mempertimbangkan faktor-faktor kunci terkait hukuman mati.

Lu mendasarkan permohonannya pada Putusan Konstitusi No. 8 tanggal 20 September 2024, yang menyatakan hukuman mati bersyarat konstitusional.

Terdakwa berargumen bahwa putusan awal tidak sepenuhnya mengevaluasi apakah tindakannya memenuhi ambang batas "Kejahatan paling serius," dan bahwa putusan tersebut gagal mempertimbangkan potensi dirinya untuk rehabilitasi, reformasi, atau reintegrasi ke masyarakat.

Lu dijatuhi hukuman mati pada tahun 2006 atas perampokan dan pembunuhan pasangan lansia di Taichung. Rekan terdakwanya, Wu Ching-lu (吳慶陸), meninggal di penjara pada tahun 2019.

Saat ini terdapat 36 terpidana mati di Taiwan.

Putusan Konstitusi No. 8 mengizinkan upaya hukum luar biasa dalam kasus hukuman mati di bawah kondisi tertentu, seperti ketika kejahatan tidak memenuhi standar "Paling serius", persidangan tingkat ketiga tidak didampingi pengacara pembela atau tanpa argumen lisan, atau hukuman mati tidak diputuskan secara bulat.

Putusan konstitusi tersebut juga memungkinkan terdakwa untuk mengajukan permohonan kepada kejaksaan agung agar mengajukan upaya hukum luar biasa.

(Oleh Hsieh Hsing-en, James Thompson, dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ja

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.