Taipei, 15 Juli (CNA) Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA), Senin (14/7) membuka kamp pelatihan budaya beragam untuk generasi kedua imigran baru dengan tema media, di mana mereka didorong berani menceritakan kisah mereka sendiri agar suara multikultural mereka dapat didengar masyarakat luas.
NIA dalam sebuah rilis pers menyampaikan bahwa kamp ini telah diadakan sejak 2014 dengan beragam tema guna mengembangkan keunggulan bahasa dan budaya multikultural anak-anak imigran baru, dan sudah diikutsertai lebih dari 400 orang.
Tahun ini, kata ditjen tersebut, kurikulum kamp ini mencakup literasi media lintas budaya, praktik membuat siniar, penulisan naskah budaya, serta kunjungan langsung ke National Education Radio.
Para peserta didorong untuk menciptakan proyek mereka sendiri, dengan tujuan membangun pengaruh konten yang menjangkau jutaan audiens serta menunjukkan kemampuan komunikasi lintas budaya dan ekspresi melalui media, kata NIA.
Dalam tiga hari pelatihan ini, kata NIA, mereka berharap para peserta dapat menuangkan kisah mereka sendiri ke dalam siniar dan video yang kemudian diedit dan direkam, sehingga suara mereka yang beragam dan unik dapat terdengar masyarakat.
NIA menyebutkan bahwa pada malam pertama kegiatan juga diadakan acara di mana anak-anak imigran baru yang pernah mengikuti kamp sebelumnya dan kini telah berprestasi diundang sebagai pendamping kelompok kecil.
Mereka membagikan pengalaman tumbuh kembang dan perjalanan belajar mereka, memberi inspirasi bagi peserta untuk memandang identitas mereka dari berbagai sudut pandang, baik dalam pendidikan, budaya, maupun prospek karier masa depan, menurut NIA.
Ditjen tersebut menambahkan bahwa dalam acara penutupan akan diberikan penghargaan kepada kelompok dengan hasil karya terbaik.
Proyek yang anak-anak tersebut kembangkan diharapkan dapat memperkuat literasi multikultural generasi baru, membangun masyarakat yang saling memahami dan menghargai perbedaan, serta menggali potensi kreativitas mereka, kata NIA.
(Oleh Huang Li-yun dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA