Survei: Lebih dari setengah siswa kelas 5 dan 6 di Taiwan gagal dalam kuis pendidikan seks

12/07/2025 13:05(Diperbaharui 12/07/2025 13:05)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Yayasan Kesejahteraan Anak (CWLF) dan Asosiasi Pendidikan Kesetaraan Gender Taiwan (TGEEA) mengadakan konferensi pers bersama pada hari Selasa. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA, 8 Juli 2025)
Yayasan Kesejahteraan Anak (CWLF) dan Asosiasi Pendidikan Kesetaraan Gender Taiwan (TGEEA) mengadakan konferensi pers bersama pada hari Selasa. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA, 8 Juli 2025)

Taipei, 12 Juli (CNA) Sebuah survei nasional terhadap siswa kelas lima dan enam di seluruh Taiwan menemukan bahwa lebih dari setengah dari mereka kurang memiliki pengetahuan seksual yang memadai, sementara lebih dari 20 persen sudah pernah menjalin hubungan romantis.

Survei ini, yang dilakukan bersama oleh Child Welfare League Foundation (CWLF) dan Taiwan Gender Equity Education Association (TGEEA), mengumpulkan tanggapan dari 1.426 siswa kelas lima dan enam di seluruh Taiwan antara bulan Maret dan April. Hasilnya diumumkan dalam konferensi pers di Taipei pada hari Selasa (7/7).

Dalam bagian yang menilai pengetahuan seksual siswa — yang sebagian besar berusia 11 hingga 12 tahun — 58,9 persen menjawab kurang dari tujuh dari 11 pertanyaan dengan benar, sehingga tidak memenuhi standar nilai kelulusan yang ditetapkan.

"Kurang dari 2 persen siswa menjawab semua pertanyaan dengan benar, yang kami anggap menarik karena banyak siswa mengatakan kepada kami bahwa sekolah mereka telah membahas topik-topik tersebut," kata Huang Yun-hsuan (黃韻璇), kepala Divisi Pengembangan Organisasi CWLF.

"Lebih dari 50 persen sama sekali tidak mengingat apa yang diajarkan guru mereka," tambahnya, seraya mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan tingkat pemahaman siswa dapat bervariasi tergantung pada cara materi diajarkan di kelas.

Meskipun pedoman kurikulum saat ini sudah menetapkan bahwa program sekolah harus mencakup komponen pendidikan kesetaraan gender, organisasi-organisasi tersebut mengatakan otoritas pendidikan sebaiknya lebih memperkuat konten kurikulum dan menambah jam pelajaran bagi siswa.

Materi pengajaran, tambah mereka, sebaiknya didasarkan pada "Konteks kehidupan nyata" dan mencakup topik seperti perkembangan romantis dan emosional, hubungan daring, dan keragaman gender.

Organisasi-organisasi tersebut juga mendorong orang tua untuk membicarakan seks secara terbuka, dimulai dari pertanyaan dan pengalaman sehari-hari anak, dengan mengutip penelitian bahwa dialog semacam itu secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan sikap seksual anak.

Ketika ditanya tentang pengalaman dan pandangan mereka mengenai hubungan romantis, 24,2 persen responden mengatakan mereka ingin menjalin hubungan, sementara 23,1 persen sudah pernah berpacaran.

Wakil Ketua TGEEA sekaligus guru sekolah menengah, Yuan Wang (王柏元), mengatakan "Penting untuk membantu mereka [anak-anak] memahami konsep yang sesuai dengan kelompok usia yang berbeda, terutama terkait hukum," dengan mencatat bahwa di Taiwan, mereka yang berusia di bawah 16 tahun tidak memiliki hak hukum atas otonomi seksual.

Menurut kedua organisasi tersebut, dari 1.426 tanggapan yang valid, 50,1 persen peserta adalah laki-laki, 48,9 persen perempuan, dan 1 persen mengidentifikasi sebagai gender lain.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error plus atau minus 2,59 poin persentase.

(Oleh Sunny Lai dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.