Universitas Terbuka Taiwan selenggarakan webinar kesehatan mental PMI

23/06/2025 20:36(Diperbaharui 23/06/2025 20:36)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

編輯
編輯

Taipei, 23 Juni (CNA) Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), Arif Sulistiyo menghadiri Webinar Universitas Terbuka Taiwan (UTT) Peduli, yang digelar Sabtu (21/6)  dalam sambutannya, ia mengingatkan pentingnya kesehatan mental pekerja migran Indonesia (PMI). 

Kepala KDEI didampingi Kepala bidang (Kabid) Pelindungan Warga Negara Indonesia, Pendidikan dan Sosial Budaya (PWNI-Pensosbud) Novrizal dan analis bidang ketenagakerjaan Kadir menghadiri kegiatan Webinar “Sembuh Tak Harus Sempurna: Self Healing dan Dukungan Psikologis bagi Pekerja Migran Indonesia” yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka Taiwan (UTT) Peduli, menurut rilis pers KDEI.

Dari pihak UTT Peduli turut hadir dan menyampaikan sambutan Direktur UT Layanan Luar Negeri Dr. Pardamean Daulay, dan Ketua Ormawa UT Layanan Luar Negeri Ida Rosida, tulis keterangan KDEI.

Saat dihubungi oleh CNA, koordinator panitia, Ika Susanti atau yang akrab dipanggil Icha mengatakan bahwa lebih dari 500 orang yang terdiri dari PMI mendaftarkan diri dalam mengikuti kegiatan tersebut. Namun dikarenakan terbatasnya tempat zoom, maka hanya dihadiri sekitar 240 orang saja, hal tersebut melebihi batas target panitia yang diprediksi hanya 100 orang saja yang hadir.

Kepala KDEI Taipei menyampaikan kesehatan mental tidak kalah penting apabila dibandingkan dengan kesehatan fisik. (Sumber Foto : KDEI)
Kepala KDEI Taipei menyampaikan kesehatan mental tidak kalah penting apabila dibandingkan dengan kesehatan fisik. (Sumber Foto : KDEI)

Dalam sambutan pembukaan, Kepala KDEI Taipei mengapresiasi inisiatif UTT menyelenggarakan kegiatan webinar karena membawa manfaat positif bagi para peserta kegiatan. Kepala KDEI Taipei menyampaikan kesehatan mental tidak kalah penting apabila dibandingkan dengan kesehatan fisik dan harapan agar peserta kegiatan mendapatkan wawasan praktis mengenai cara mengelola kesehatan mental, tulis keterangan KDEI.

Di akhir sambutan, Kepala KDEI Taipei menyampaikan edukasi agar para PMI merencanakan kehamilan dengan baik, dengan mempertimbangkan aspek kesiapan mental, finansial, pemeriksaan kesehatan, serta pemenuhan hak anak. 

Kegiatan webinar tersebut menghadirkan Sabrina Maidah, psikolog asal Indonesia sebagai narasumber, yang memaparkan pentingnya mengelola ekspektasi bekerja di luar negeri, tantangan psikologis yang dihadapi saat bekerja, cara mengidentifikasi gangguan psikologis ringan, serta tips mengelola kesehatan mental bagi para PMI, tulis keterangan KDEI.

Sabrina Maidah, psikolog asal Indonesia sebagai narasumber. (Sumber Foto : KDEI)
Sabrina Maidah, psikolog asal Indonesia sebagai narasumber. (Sumber Foto : KDEI)

Saat memberikan keterangan pada CNA, Icha mengungkapkan jika sebelum acara, ada seorang PMI yang berada di Yunlin menghubunginya lewat TikTok setelah membaca pengumuman tersebut. PMI itu mengaku bahwa dirinya ingin bunuh diri dan sudah ada pisau yang siap digunakan untuk mengakhiri hidupnya. 

Dengan perkataan terbata-bata, ia menghubungi Icha dan mengatakan masalahnya seputar pekerjaan dan keluarga di Indonesia. Icha pun mengundangnya untuk bergabung di webinar tersebut.

Selain itu, Icha menuturkan bahwa pihak UTT mengadakan acara tanpa meminta sponsor dari siapapun.

“Kami swadaya murni dari hasil berbagi urunan (iuran) 4 orang dan sedikit uang kas dari UTT untuk mengadakan acara ini.” Ujarnya.

Sementara itu, Mega Tri Wahyuni ketua UTT mengatakan pada CNA bahwa tujuan dari webinar ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental khususnya bagi PMI yang sering menghadapi tekanan psikologis. 

“Kita juga ingin mengenalkan pada PMI tentang tanda-tanda gangguan psikologis, bagaimana mereka mengenalinya secara pribadi karena kebanyakan PMI terkendala bahasa. Kita juga mendorong para peserta untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat, refleksi diri, dan teknik sederhana dalam menjaga ketenangan batin,” ujar Mega mahasiswa Universitas Terbuka Prodi PGSD semester 6.

Namun, Mega melanjutkan, tujuan utama kita adalah ingin memberikan ruang aman untuk berbagi, mendengarkan, dan saling menguatkan antar sesama PMI karena kebanyakan mereka tidak cukup percaya diri untuk mengeluarkan apa yang menjadi beban di dalam pikirin mereka. 

(Oleh Miralux)
Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.