Taipei, 10 Mei (CNA) Sekolah Menengah Atas Kedua Taichung tidak akan lagi memberlakukan rasio gender dalam penerimaan siswa (saat ini 65 persen laki-laki, 35 persen perempuan) dan berencana untuk sepenuhnya menerapkan kelas campuran mulai tahun ajaran 2025-2026, kata kepala sekolah Ou Jing-yu (歐靜瑜).
Keputusan ini diambil setelah tiga kali upaya yang gagal dalam menerapkan kelas campuran selama tiga dekade terakhir, kata Ou kepada CNA dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Sekolah telah membahas kemungkinan kelas campuran pada tahun 1994, 2004, dan 2014, namun tidak ada konsensus yang tercapai, tambahnya.
Saat ini, hanya kelas bahasa, sains, matematika, dan musik yang bersifat campuran. Kelas lainnya masih dipisahkan berdasarkan gender, kata Ou.
Beberapa guru percaya ada perbedaan dalam disiplin, kerapian, dan prestasi akademik antara siswa laki-laki dan perempuan, sementara yang lain berpikir bahwa kelas campuran mendorong pembelajaran yang lebih baik, ujar kepala sekolah tersebut.
Ou mengatakan bahwa dirinya sendiri percaya setiap siswa memiliki gaya belajar dan berpikir yang berbeda secara alami, dan hal terpenting adalah bagaimana guru membimbing mereka.
Pada tahun 2023, isu kelas campuran kembali diangkat untuk didiskusikan di sekolah. Setelah mengumpulkan pendapat dari guru dan staf melalui survei serta mengadakan serangkaian pertemuan, tercapai kesepakatan bahwa inti permasalahan terletak pada perbedaan rasio penerimaan siswa laki-laki dan perempuan.
Selama diskusi, muncul pertanyaan apakah kelas campuran akan meningkatkan kemungkinan siswa menjalin hubungan romantis. Beberapa menyatakan pendapat bahwa pemisahan fisik tidak mencegah siswa menjalin hubungan asmara dan siswa seharusnya memiliki kesempatan untuk belajar berinteraksi dengan lawan jenis.
Setelah menanggapi kekhawatiran yang muncul terkait kelas campuran, sekolah mengesahkan resolusi bahwa mulai tahun ajaran 2025-2026 tidak akan ada lagi pembatasan rasio gender dalam penerimaan siswa, dan struktur kelas akan diubah menjadi kelas campuran.
Pendahulu sekolah menengah atas ini adalah "Sekolah Menengah Kedua Prefektur Taichung" yang didirikan pada tahun 1922 selama masa penjajahan Jepang. Namanya diubah menjadi nama saat ini setelah bergabung dengan "Sekolah Menengah Atas Putri Kedua Prefektur Taichung" pada tahun 1946. Sekolah berhenti menerima siswa perempuan pada Juli 1952.
Pada tahun 1982, sekolah membuka kelas eksperimen musik dan kembali menerima siswa perempuan, namun dengan sistem kelas yang dipisahkan berdasarkan gender.
Selesai/ML