Taipei, 9 Mei (CNA) Mantan kepala sebuah taman kanak-kanak (TK) yang kini telah ditutup di Kota Hsinchu dan dua orang lainnya telah dituntut atas dugaan melakukan perlakuan buruk terhadap empat anak pada beberapa kesempatan di bulan Februari, kata kejaksaan pada Kamis (8/5).
Kejaksaan Hsinchu telah menyelesaikan penyidikan mereka dengan menuntut seseorang bermarga Chang (張), yang mengelola TK tersebut, bersama kepala sekolahnya, bermarga Lai (賴), dan seorang asisten pengasuh bermarga Wu (吳), atas dugaan penyerangan dan pemaksaan dengan sengaja terhadap anak-anak.
Dalam pernyataan kepada media pada Kamis, Kantor Kejaksaan Distrik Hsinchu Taiwan merinci perlakuan para tersangka terhadap empat anak di bawah usia enam tahun, termasuk menarik rambut dan menendang.
Lai diketahui telah menampar pipi seorang anak setelah gagal mengubah perilaku mereka dengan peringatan lisan dan diduga memaksa seorang anak berdiri di atas rak buku sebagai hukuman karena memanjatnya.
Chang diduga memukul bokong dan punggung seorang anak, menjepit dan menendang mereka, menyebabkan beberapa memar, menurut pemeriksaan medis.
Kejaksaan menduga Wu menarik kerah seorang anak, menyebabkan mereka terjatuh saat mencoba menghentikannya membereskan mainan. Dalam insiden lain, Wu menarik rambut seorang anak saat mereka berlari dan mengejar anak-anak lainnya.
TK tersebut ditutup pada Maret, menurut media lokal.
Pada Kamis, Departemen Pendidikan Kota Hsinchu mengumumkan mereka telah mendenda TK tersebut sebesar NT$440.000 (Rp240,36 juta) atas beberapa pelanggaran terhadap peraturan pengelolaan.
Departemen Pendidikan dijadwalkan mengadakan pertemuan pada Juni untuk meninjau laporan yang dijadwalkan selesai pada akhir Mei terkait penyidikan penganiayaan anak yang melibatkan ketiga tersangka, kata kantor tersebut.
Menurut departemen tersebut, ketiga tersangka terancam denda sebesar NT$60.000 hingga NT$600.000, pembatasan terhadap kredensial pengasuhan mereka, dan hingga 12 jam pelatihan wajib jika tindakan mereka dianggap berat.
Dari 20 anak di TK tersebut, 18 telah dipindahkan ke sekolah berlisensi lainnya, dan dua dirawat kerabat di rumah, kata departemen tersebut.
Selesai/IF