RS Chi Mei pakai AI dalam perawatan PMI kanker

06/05/2025 18:15(Diperbaharui 06/05/2025 18:15)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Kepala Departemen Farmasi RS Chi Mei, Wu Chia-hsuan berbicara dalam sebuah sosialisasi edukasi kesehatan hari Selasa. (Sumber Foto : RS Chi Mei)
Kepala Departemen Farmasi RS Chi Mei, Wu Chia-hsuan berbicara dalam sebuah sosialisasi edukasi kesehatan hari Selasa. (Sumber Foto : RS Chi Mei)

Tainan, 6 Apr. (CNA) Rumah Sakit (RS) Chi Mei mengatakan mereka telah menggunakan alat kecerdasan buatan (AI) untuk memfasilitasi proses perawatan seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjalani kemoterapi untuk kanker leher rahim.

Wu Chia-hsuan (吳佳璇), Kepala Departemen Farmasi RS Chi Mei, dalam acara sosialisasi edukasi kesehatan hari Selasa (6/5) mengatakan bahwa pasien berusia 43 tahun tersebut memiliki kemampuan terbatas dalam berbahasa Mandarin, Inggris, dan Hokkien Taiwan.

Pada tahap awal pengobatan dan edukasi, perempuan tersebut sering merasa tidak memperoleh informasi yang lengkap, sehingga mengalami tekanan fisik dan mental yang sangat besar, kata Wu.

Untuk mengatasi kesenjangan komunikasi, kata Wu, Departemen Farmasi RS Chi Mei baru-baru ini mengadopsi sebuah sistem yang menggunakan teknologi AI untuk menyimulasikan suara manusia dan menyampaikan materi edukasi kesehatan secara personal dalam berbagai bahasa sesuai kebutuhan pasien.

Sistem ini berhasil membantu pasien memahami proses pengobatan, efek samping, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan, dan bisa membantunya mengajukan pertanyaan seperti apakah ia bisa tetap bekerja, kapan efek samping akan muncul, dan detail kehidupan sehari-hari yang harus diperhatikan, tambah Wu.

Wu menegaskan bahwa dengan sistem ini, hambatan komunikasi berhasil diatasi dan pasien dapat menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan dengan baik.

Menurut data literatur internasional keberhasilan kemoterapi meningkat secara signifikan bila disertai edukasi kesehatan farmasi yang lengkap. Namun, kata Wu, pasien dengan latar belakang bahasa yang berbeda sering kali tidak dapat memahami informasi medis secara tepat.

Dalam hal penggunaan obat dan penjelasan efek samping, metode tradisional yang mengandalkan penerjemah atau gambar sering kali menyebabkan distorsi atau kesalahpahaman dalam penyampaian informasi, yang dapat memengaruhi kepercayaan pasien dan efektivitas pengobatan, lanjutnya.

Sementara itu, Wu mengatakan bahwa sistem yang dilengkapi AI ini bukan hanya bantuan bahasa, tetapi juga merupakan perpanjangan dari perawatan holistik.

Dengan dukungan teknologi, pasien berubah dari penerima pasif menjadi aktif, yang secara efektif membangun rasa percaya dan jembatan komunikasi, serta meningkatkan kepatuhan dan hasil pengobatan, tambahnya.

(Oleh Yang Ssu-jui dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.