Taipei, 16 Apr. (CNA) Taiwan mencatat 2.425 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun lalu, dengan tingkat kekerasan meningkat sebesar 17 persen dalam lima tahun terakhir, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) dalam konferensi pers pada Selasa (15/4).
Berdasarkan data MOHW, proporsi anak di bawah usia 18 tahun yang menjadi korban kekerasan meningkat dari 0,23 persen pada 2020 menjadi 0,27 persen pada 2024, meskipun angka kelahiran menurun.
Chang Hsiu-yuan (張秀鴛), direktur jenderal Departemen Layanan Perlindungan MOHW, mengatakan dalam acara pers tersebut bahwa 93 persen kasus tahun lalu terjadi di dalam rumah, dengan lebih dari 80 persen pelaku adalah orang tua anak tersebut.
Hanya 7 persen dari kasus terjadi di lingkungan pengasuhan eksternal, tambahnya, dengan hampir setengahnya melibatkan kekerasan fisik seperti menampar atau mengguncang anak, yang kerap dipicu oleh hilangnya kendali sesaat dari pengasuh.
Chang menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus mencerminkan baik bertambahnya insiden nyata maupun meningkatnya kesadaran publik, dengan adanya mekanisme pelaporan yang lebih baik serta kewajiban hukum bagi rumah sakit untuk melaporkan dugaan kekerasan terhadap anak.
Data menunjukkan bahwa 52 persen kasus terjadi selama rutinitas perawatan sehari-hari - seperti pemberian makan, waktu tidur, atau pelatihan toilet.
Pemicu umum termasuk menangis yang tak terhentikan, penolakan tidur, kesulitan makan, atau tidak mau membereskan mainan — kondisi yang bisa membebani pengasuh yang tidak memiliki cukup pengetahuan atau dukungan dalam pengasuhan anak.
Ahli perkembangan anak, Yang Pei-lien (楊珮璉), mengatakan bahwa media sosial yang menampilkan gambaran "Pengasuhan sempurna" justru dapat memicu kecemasan dan rasa tidak percaya diri di kalangan orang tua baru.
Ia menekankan bahwa menangis adalah cara alami bayi berkomunikasi, dan rutinitas yang konsisten dapat memberikan rasa aman bagi anak serta mengurangi stres orang tua.
Yang mendorong keluarga untuk berbagi tanggung jawab pengasuhan, menetapkan batasan, dan tetap tenang serta suportif di saat-saat penuh tekanan.
"Anda tidak harus menjadi orang tua yang sempurna - menjadi orang tua yang berdedikasi sudah cukup," katanya.
Selesai/IF