Pemerintah Taiwan diminta selamatkan korban perdagangan manusia di luar negeri

01/03/2025 18:10(Diperbaharui 01/03/2025 18:10)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)
Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)

Taipei, 1 Mar. (CNA) Taipei Women's Rescue Foundation (TWRF) baru-baru ini menyerukan agar pemerintah lebih aktif menyelamatkan warga yang menjadi korban perdagangan manusia di luar negeri serta mengimbau masyarakat tidak mendiskriminasi atau menyalahkan korban.

Dalam beberapa tahun terakhir, sindikat perdagangan manusia menggunakan modus lowongan kerja, perjalanan wisata, belanja titipan, dan investasi untuk menipu korban ke Myanmar, yang kemudian dijual ke perusahaan penipuan dan dipaksa bekerja, kata TWRF dalam sebuah siaran pers, Senin (24/2).

Berdasarkan pengalaman yayasan dan pengakuan korban, kata TWRF, mereka mengalami kekerasan dan tekanan ekstrem, di mana ada yang terpaksa bekerja dalam kejahatan, dipenjara, dijual kembali, atau meminta keluarga mengumpulkan uang tebusan.

Sebagian mencoba mencari bantuan dengan risiko besar, tetapi banyak yang tidak bisa melakukannya, kata yayasan tersebut.

Thailand dan Myanmar pun mengambil tindakan tegas dengan memutus listrik, internet, dan bahan bakar ke wilayah yang dikuasai sindikat, kata TWRF, menambahkan bahwa beberapa korban, termasuk warga Taiwan, telah diselamatkan, tetapi masih banyak yang belum ditemukan.

Yayasan tersebut mengatakan bahwa korban yang kembali ke Taiwan sering mengalami trauma, seperti insomnia, ketakutan, dan kehilangan kepercayaan.

Mereka juga membutuhkan bantuan hukum, karena beberapa di antaranya dipaksa melakukan penipuan dan kini menghadapi tuntutan hukum, lanjut TWRF.

Yayasan tersebut menyoroti bahwa sebagian masyarakat justru memberikan komentar sinis atau diskriminatif terhadap korban, yang memperparah trauma dan mempersulit mereka untuk kembali ke kehidupan normal.

Berdasarkan hukum, pemerintah Taiwan wajib mengidentifikasi korban dan memberikan perlindungan serta layanan yang diperlukan, kata TWRF, sehingga mereka meminta pemerintah untuk segera mengirim tim penyelamat guna mempercepat pemulangan korban.

Dengan menyelamatkan mereka, sindikat akan kehilangan tenaga kerja, yang juga akan mengurangi kasus penipuan, kata yayasan tersebut.

TWRF juga menuntut agar korban mendapatkan layanan pemulihan seperti konseling, bantuan hukum, dan perawatan medis, dan meminta pemerintah untuk memperketat tindakan hukum terhadap pelaku perdagangan manusia dan perusahaan penipuan.

TWRF mengimbau warga yang mengetahui anggota keluarganya diduga menjadi korban perdagangan manusia untuk segera melapor ke kepolisian dan Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Informasi lokasi korban, seperti titik koordinat dan alamat lengkap, akan membantu mempercepat proses penyelamatan, tambah mereka.

(Oleh Chang Hsiung-feng dan Antonius Agoeng Sunarto)

Selesai/JC/CC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.