Taipei, 25 Apr. (CNA) Lima orang yang ditahan untuk diperiksa atas dugaan penyelundupan lebih dari 600 warga Tiongkok ke Taiwan dengan kedok perawatan gigi dibebaskan Kamis (24/4) dengan jaminan berkisar dari NT$300.000 (Rp155,5 juta) hingga NT$1 juta, menurut Kantor Kejaksaan Distrik Taipei.
Kejaksaan mengatakan tersangka utama, bermarga Pan (潘), yang diduga mengoordinasikan skema ilegal ini di sebuah klinik gigi di Taipei, diberikan jaminan sebesar NT$1 juta setelah dipanggil Rabu untuk diperiksa bersama sembilan tersangka lainnya.
Kantor kejaksaan mengatakan direktur eksekutif klinik, Chen (陳), dibebaskan dengan jaminan NT$300.000, sementara seorang dokter gigi, Wang (王), diberikan jaminan NT$200.000.
Selain itu, seorang asisten di klinik Taipei bermarga Chang (張) dan seorang operator agen perjalanan, Hsiang (向), masing-masing dibebaskan dengan jaminan NT$100.000, menurut kejaksaan.
Kantor Kejaksaan Distrik Taipei mengatakan Pan mengatur rencana perawatan gigi yang memungkinkan warga Tiongkok mendapatkan visa medis untuk masuk ke Taiwan antara Desember 2022 hingga Mei 2023, ketika pembatasan perjalanan antara kedua negara masih berlaku karena pandemi COVID-19.
Setelah berada di Taiwan, warga Tiongkok diduga terlibat dalam aktivitas ilegal, termasuk prostitusi dan pekerjaan tidak sah lainnya, serta dalam aktivitas pariwisata, kata kejaksaan.
Kejaksaan mengatakan klinik gigi tersebut berafiliasi dengan program yang dijalankan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk mempromosikan internasionalisasi layanan medis Taiwan.
Menurut penyidik, Pan bekerja sama dengan Hsiang, yang diduga mengatur dan memproses dokumen untuk warga Tiongkok.
Penyidikan dilakukan bersama oleh Biro Penyelidikan Kementerian Kehakiman, Direktorat Jenderal Imigrasi, dan satuan tugas khusus di bawah kedua agensi tersebut di Taipei dan Tainan, kata pejabat.
Pada Rabu, penggeledahan dilakukan di sembilan lokasi, dan sepuluh orang, termasuk Pan, Hsiang, Chen, Wang, dan Chang, dibawa untuk diperiksa, kata kantor kejaksaan Taipei.
Kejaksaan mengatakan lima tersangka yang dibebaskan dengan jaminan pada Kamis diduga telah melanggar UU yang Mengatur Hubungan antara Rakyat Wilayah Taiwan dan Wilayah Daratan, dan bagian dari KUHP Taiwan yang terkait dengan pemalsuan dokumen.
Selesai/JC