Seoul, 2 Feb. (CNA) Satu Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia tewas dan dua lainnya dilaporkan hilang setelah dua kapal nelayan dengan total 15 awak kandas di perairan dekat pulau Jeju, Korea Selatan, Sabtu (1/2) menurut penjaga pantai pulau tersebut.
Dikutip dari Yonhap News Agency, penjaga pantai pulau tersebut mendapat laporan bahwa kapal berbobot 32 ton dengan tujuh awak dan kapal berbobot 29 ton dengan delapan awak menabrak batu karang di perairan sekitar Jeju pada pukul 09.24 pagi waktu setempat.
Hingga pukul 15.00 sore, sebanyak 13 awak telah diselamatkan, namun dua di antaranya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Di antara korban tewas, kapten kapal 32 ton yang berusia 50-an ditemukan dalam kondisi henti jantung saat dievakuasi dan dinyatakan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Sementara seorang ABK asal Indonesia ditemukan sekitar empat jam setelah kecelakaan dalam kondisi serupa dan juga dinyatakan meninggal, menurut Yonhap News Agency.
Kedua kapten kapal merupakan warga negara Korea Selatan, sedangkan anak buah kapal lainnya berasal dari luar negeri, termasuk Indonesia dan Vietnam.
Pihak otoritas masih melanjutkan pencarian terhadap dua awak yang hilang. Namun, cuaca buruk dan gelombang tinggi menyulitkan upaya penyelamatan, mengutip Yonhap News Agency.
Operasi pencarian dan penyelamatan melibatkan sembilan kapal patroli Angkatan Laut, satu kapal perang, serta enam kapal sipil, dengan sekitar 100 personel dikerahkan di daerah pesisir untuk mencari korban hilang, menurut Yonhap News Agency.
Pencarian masih berlangsung
Hingga berita ini diturunkan, dua ABK hilang yang juga diidentifikasi merupakan Warga Negara Indonesia belum ditemukan, menurut pemberitaan Yonhap. Stasiun Penjaga Pantai Jeju telah mengerahkan tujuh kapal dan sekitar selusin personel untuk melakukan upaya pencarian dan penyelamatan yang berlangsung sejak pukul 6 sore hari Sabtu hingga Minggu (2/2).
Otoritas terkait menyatakan pihaknya telah menambahkan tujuh kapal lainnya dan lebih dari 580 personel dikerahkan. Dalam laporan Yonhap, pihak berwenang mengatakan mereka menghadapi tantangan dalam upaya pencarian karena gelombang tinggi sekitar 3 meter dan angin kencang di daerah tersebut.
Mereka juga menyelidiki penyebab pasti insiden tersebut dengan menanyai awak kapal yang diselamatkan, menurut Yonhap.
Penyelidikan awal menemukan bahwa kapal penangkap ikan yang membawa tujuh orang mengalami kerusakan mesin saat dalam perjalanan menuju pelabuhan di Jeju. Kapal tersebut meminta bantuan kapal lain yang membawa delapan orang, yang berusaha menarik kapal namun gagal, sehingga kedua kapal terjebak, dilansir dari Yonhap.
Selesai/IF