Taipei, 17 Jan. (CNA) Sebuah kelompok penekan yang didukung oleh anggota parlemen dari berbagai spektrum politik telah meminta pemerintah Taiwan untuk menangani peningkatan prevalensi penyakit menular seksual (PMS) di kalangan remaja.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Action Alliance on Basic Education (AABE) di Taipei pada hari Rabu, direktur aliansi Wang Han-yang (王瀚陽) meminta implementasi segera dari rencana pencegahan dan pengobatan kesehatan seksual antarlembaga untuk kalangan remaja Taiwan.
Aliansi tersebut menyoroti angka yang dirilis Taiwan Centers for Disease Control (CDC) yang menunjukkan peningkatan lebih dari enam kali lipat dalam kasus gonore pada anak laki-laki berusia 15 hingga 19 tahun selama dekade terakhir, dari 111 kasus pada tahun 2012 menjadi 756 kasus pada tahun 2023.
Selama periode yang sama, jumlah kasus gonore pada perempuan berusia 15 hingga 19 tahun juga meningkat lebih dari delapan kali lipat, dari 26 kasus menjadi 222 kasus, kata aliansi tersebut.
Meskipun peningkatan prevalensi PMS di kalangan orang muda adalah masalah yang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia, aliansi tersebut mengatakan bahwa ini adalah "Masalah yang sangat mendesak" bagi Taiwan.
Berbicara di konferensi pers, Anggota Parlemen Partai Progresif Demokratik (DPP) Lin Yueh-chin (林月琴) mengatakan dia berharap sekolah dan keluarga dapat mendidik anak-anak sejak usia dini tentang risiko PMS.
Remaja "Tidak seharusnya bangga" dengan perilaku seksual mereka, tetapi mereka juga tidak seharusnya merasa "Malu," karena tidak membicarakannya "Bisa menyebabkan pengetahuan yang salah tentang seks" dan membuat mereka terpapar PMS, kata Lin.
Anggota Parlemen Kuomintang (KMT) Lo Ting-wei (羅廷瑋) mengeluh tentang "Konsep seksual" yang dipromosikan oleh banyak pendengung dan pembuat konten daring dan mendesak pemerintah untuk tidak mengabaikan aspek "Pendidikan sosial" dalam menangani masalah PMS di kalangan pemuda.
Juga berbicara di acara pers, Anggota Parlemen Taiwan People's Party (TPP) Chen Gau-tzu (陳昭姿) mengatakan bahwa "Stigma dan prasangka" terhadap PMS di masyarakat Taiwan telah mencegah banyak orang untuk mencari pengobatan medis.
"Tidak mungkin untuk memberlakukan larangan total terhadap seks di kalangan remaja, tetapi mereka harus diberi informasi tentang pencegahan PMS dan tindakan kontrasepsi secepat mungkin," kata Chen.
Didirikan pada tahun 2014, AABE memantau formulasi, perencanaan dan implementasi kebijakan pendidikan, menurut situs web grup tersebut.
Selesai/ML