Taipei, 5 Feb. (CNA) Kedutaan de facto Amerika Serikat di Taiwan hari Selasa (4/2) berkabung atas meninggalnya Kiah Duggins, penerima program beasiswa yang didanai pemerintah AS untuk mengajar bahasa Inggris di Taiwan pada 2017, yang tewas dalam kecelakaan pesawat di Washington, D.C., bulan lalu.
Pada 29 Januari, Pesawat PSA Airlines Penerbangan 5342, yang dioperasikan sebagai Penerbangan American Airlines 5342, bertabrakan di udara dengan helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk milik Angkatan Darat AS di atas Sungai Potomac, dekat Bandara Nasional Ronald Reagan Washington di Arlington, Virginia.
Semua 67 orang di kedua pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut, termasuk Duggins yang berusia 30 tahun.
Dalam sebuah unggahan Facebook pada Selasa (4/2) dengan judul "Menghormati Kehidupan dan Warisan Kiah Duggins", American Institute in Taiwan (AIT) menyatakan turut berduka cita atas kematian tragis Duggins bersama Fulbright Taiwan.
"Pada tahun 2017-2018, Kiah menjabat sebagai Asisten Pengajaran Bahasa Inggris Fulbright (ETA) di sebuah sekolah dasar di Guanshan, Kabupaten Taitung. Di sana, Kiah mengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah dengan 350 siswa, banyak di antaranya berasal dari komunitas suku asli."
Setelah mengajar di Taiwan, Duggins melanjutkan studi di Harvard Law School dan berencana menjadi profesor hukum di Howard University.
"Sebagai guru, Kiah menulis bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan 'kegembiraan, cahaya, dan pembelajaran di kelas,' dan kami tahu bahwa ia telah menyentuh banyak kehidupan di sini di Taiwan. Kami mengungkapkan belasungkawa kami yang terdalam kepada keluarga, teman-teman, dan rekan-rekannya," tambah AIT.
Dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan oleh Fulbright Taiwan, organisasi tersebut mengatakan bahwa Duggins adalah seorang ETA "Yang berdedikasi untuk membuat siswanya lebih percaya diri dalam menggunakan Bahasa Inggris."
Lulusan Wichita State University, yang mempelajari bahasa Spanyol, ekonomi, dan bisnis internasional tersebut, digambarkan oleh para profesor universitasnya sebagai "Sosok yang fenomenal, cerdas, dan penuh semangat."
Dalam pendaftaran Fulbright-nya, Kiah menulis tentang komitmennya terhadap pendidikan internasional dan nilainya untuk "Masuk ke dalam situasi yang tidak nyaman dengan kerendahan hati untuk mendengarkan dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang relevan dan rekonsiliasi..."
"Ia hidup sesuai dengan nilai-nilai ini selama tahun Fulbright-nya di Taiwan," tambah Fulbright Taiwan.
Selesai/IF