Taipei, 3 Jan. (CNA) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan menyatakan mereka mendorong lembaga pembahasan masalah syariat di Taiwan utamanya Muslim Indonesia di pulau ini sebagai upaya melestarikan tradisi keilmuan pengambilan hukum Islam dan mempererat jejaring alumni pesantren Indonesia di perantauan.
Kepada CNA, Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan Muhammad Ghofur menyebut upaya ini telah diwujudkan salah satunya lewat pendirian Lembaga Bahtsul Masail (LBM) dua bulan lalu dalam Konferensi Cabang PCINU Taiwan.
Dalam tradisi NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, LBM adalah lembaga yang biasa memutuskan hukum suatu perkara berdasarkan sudut pandang hukum Islam.
“Karena melihat warga Nahdliyin di Taiwan tidak sedikit yang latar belakangnya alumni Pondok Pesantren, agar para santri yang ada di Taiwan tetap membawa almameternya,” kata Ghofur.
LBM PCINU Taiwan dipimpin oleh Imam Bukhori dan baru saja menggelar acara pertamanya pada 28 Desember.
Senada dengan Ghofur, Imam menyebut para santri yang kini merantau di Taiwan merasa haus dan rindu akan suasana LBM selain ingin lebih menyelami tentang pendalaman kitab-kitab salaf yang sudah menjadi tradisi warga NU.
Menurut Imam, sebagian dari mereka banyak yang lulusan pondok pesantren, di antaranya ada alumni Darul Hikam Bendo Kediri, Pondok Ploso, Lirboyo, Langitan dan Al Anwar Sarang.
Membahas hukum salat Jumat bagi PMI
Persoalan yang diangkat dalam forum pertama LBM PCINU Taiwan atau dikenal dengan istilah As’ilah Bahtsul Masail adalah tentang kewajiban salat Jumat bagi pekerja migran Indonesia (PMI) dan salat jamak atau menggabungkan dua salat dalam satu waktu.
Dalam forum tersebut, LBM sepakat tentang keringan salat Jumat karena keterbatasan waktu para PMI, sementara untuk salat jamak belum menemukan titik temu.
Pembukaan forum LBM ini, dihadiri dan dibuka Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei Arif Sulistiyo serta Ketua Shelter Kaohsiung Agus Susanto dan dari berbagai Ranting NU yang ada di Taiwan. Acara ini berlangsung di Sekretariat PCINU Taiwan Ranting Kaohsiung.
Arif Sulistiyo memberikan motivasi untuk LBMNU Taiwan, agar terus bersinergi antar PMI untuk menjadi tolak ukur ketika menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan syariat.
Apresiasi juga disampaikan Ketua LBM PBNU, KH Mahbub Maafi serta KH Ma’ruf Khozin yang menyatakan mereka sangat menghargai kegiatan ini di Taiwan. Juga dari ulama senior lain di Indonesia seperti KH Ahfas Faishol Hamid Baidlowi, pengasuh Pondok Pesantren Al Wahdah Lasem dan Kyai Abdal Malik Katib Syuriyah, PCNU Cilacap.
“Harapan kami, semoga dengan adanya LBMNU di Taiwan bisa menjaring dan menjalin silaturrahim antar santri khususnya para alumni-alumni Pondok Pesantren yang ada di Taiwan. Santri di Taiwan jangan sampai meninggalkan identitas kesantriannya, di mana pun berada santri harus tetap ngaji meski di tengah-tengah kesibukan bekerja harus bisa meluangkan untuk ngaji. Lebih dari itu, semoga dengan adanya LBM, PCINU Taiwan bisa 'mempesantrenkan' Taiwan,” kata Imam.
Selesai/JC