Taipei, 7 Okt. (CNA) Pada hari Jumat dua pekan lalu (27/9) diadakan uji coba pendataan Pekerja Migran Indonesia Profesional (White Collar) bertempat di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI).
Kegiatan yang diadakan dari pukul 6 sore hingga 9 malam ini diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan masukan perbaikan dari calon pengguna sebelum modul tersebut diluncurkan secara resmi, ujar Kadir analis bidang ketenagakerjaan KDEI.
Di antara yang hadir, ada beberapa PMI profesional yang sedang bekerja di Taiwan, antara lain perwakilan BNI, BRI, Telin, BPJS Ketenagakerjaan dan juga perwakilan dari PCI NU, Young Indonesian Professionals' Association in Taiwan (YIPA TW) serta Persatuan Pelajar Indonesia di Taiwan (Perpita).
Kadir, melalui laman informasi KDEI mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan pengembangan dari Sisko P2MI modul pendataan Pekerja Migran Indonesia Profesional yang telah dilakukan sejak Maret 2024. Hal tersebut dikarenakan banyak mahasiswa Indonesia yang beralih status menjadi pekerja, tetapi belum terdata dan terlindungi BPJS Ketenagakerjaan.
Kadir juga menyampaikan bahwa hingga bulan Agustus 2024, terdapat 5.881 Pekerja Migran Indonesia Profesional di Taiwan.
Pada awal kegiatan tersebut, Direktur Penempatan Non Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Mucharrom Ashadi, menyampaikan bahwa pendataan PMI Profesional di Taiwan telah menjadi kepentingan tidak hanya di Taiwan tetapi di negara tujuan penempatan PMI lainnya.
“Pendataan ini nantinya dapat menjadi pilot project sehingga dapat digunakan di negara lain,” ujar Mucharrom.
Menurut pengamatan CNA yang hadir pada saat itu, beberapa langkah telah dilakukan untuk memulai pendataan. Dipandu secara virtual oleh tim Pusat Data dan Informasi BP2MI, para peserta mencoba mendatakan dirinya di Sisko P2MI dan memberikan masukan perbaikan secara virtual.
Uji coba yang dilakukan mulai dari pengisian data diri, unggah dokumen identitas dan ketenagakerjaan, mendapatkan kode billing pembayaran BPJS Ketenagakerjaan, dan pengecekan status akhir proses yang menjadi tanda bahwa PMI telah memiliki kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
Perwakilan dari BRI dan BNI memastikan bahwa kode billing pembayaran Jamsos PMI terbaca pada perbankan seluler mereka. Perwakilan Telin juga mencoba membayarkan iuran BPJS Ketenagakerjaan melalui aplikasi LINE Kartu Nusantara di toko serba ada Taiwan dan telah berhasil.
“Untuk proses pengisian menggunakan handphone menurut saya itu cukup mudah. Jadi tidak perlu buka laptop atau perangkat yang lain,” ungkap Riza, perwakilan PCINU Taiwan.
Kadir kepada CNA mengatakan bahwa bagi PMI profesional yang sudah bekerja di Taiwan, kiranya dapat menyiapkan diri untuk melapor melalui sistem informasi yang kini tengah dipersiapkan.
“Kemungkinan pertengahan Oktober 2024 ini,” sambung Kadir.
Kepada CNA, Agung Satria Wardhana, Perwakilan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk untuk Taiwan mengatakan bahwa BNI mendukung program pendataan PMI professional oleh BP2MI.
Dukungan tersebut berupa kemudahan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan melalui aplikasi Wondr by BNI.
“Kami sendiri bersama pihak KDEI Taipei telah berhasil melakukan ujicoba pembayaran melalui Wondr by BNI, ternyata bisa, dan cukup simpel,” Ujar Agung.
Perwakilan BNI di Taiwan tersebut mengharapkan agar melalui pendataan PMI Professional ini, pemerintah Indonesia melalui BP2MI akan memiliki pangkalan data yang holistik dan menyeluruh baik itu terhadap PMI domestik maupun PMI professional.
“Pendataan PMI Professional ini juga menunjukkan bahwa negara hadir bagi seluruh rakyat Indonesia tidak hanya bagi PMI Domestik yang selama ini dianggap kelompok rentan, tetapi juga pada PMI profesional yang memiliki jumlah tidak kalah banyak.” Ujar perwakilan BNI yang sudah tinggal di Taiwan selama 3 tahun ini.
Selesai/JA