Pestisida terdeteksi di kasus keracunan makanan di Taitung yang tewaskan 3 orang

19/09/2024 18:42(Diperbaharui 19/09/2024 18:42)
Seorang anggota keluarga dari salah satu korban memberikan gambar isi dari nasi bungkus millet kepada pers. (Sumber Foto : CNA, 18 September 2024)
Seorang anggota keluarga dari salah satu korban memberikan gambar isi dari nasi bungkus millet kepada pers. (Sumber Foto : CNA, 18 September 2024)

Taipei, 19 Sep. (CNA) Otoritas yang menyelidiki insiden dugaan keracunan makanan di Kabupaten Taitung, yang menewaskan tiga orang, mengatakan pada Kamis (19/9) bahwa mereka telah mendeteksi senyawa kimia berbahaya dalam sampel makanan yang diambil dari lokasi kejadian.

Terbufos, senyawa kimia yang ditemukan dalam beberapa pestisida yang berpotensi membunuh manusia, terdeteksi di nasi bungkus kecil, yang diisi siput, daging babi, rebung, dan beras millet serta dibungkus daun telinga gajah, yang tampaknya dimakan semua korban.

Dalam sebuah konferensi pers hari Kamis, Wakil Menteri Lin Ching-yi (林靜儀) mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Makanan dan Obat-obatan (TFDA) telah menggunakan metode pendeteksian cepat untuk menguji tiga jenis sampel yang terkait dengan nasi bungkus yang dikonsumsi -- siput, pembungkus daun, dan sampah makanan - pada Kamis dini hari.

Hasil tes sampel sampah makanan menunjukkan ketidaknormalan. Setelah pengujian lebih lanjut menggunakan kromatografi cair-spektrometri massa, senyawa kimia terbufos terkonfirmasi.

Namun, pestisida tidak terdeteksi dalam sampel lainnya.

Terbufos, insektisida organofosfat yang sangat beracun, dapat menyebabkan gejala seperti pupil mata mengecil, pingsan atau setengah pingsan, air liur dan dahak berlebihan, bau pestisida yang kuat pada napas atau muntahan, keringat berlebihan di seluruh tubuh, dan kejang otot, menurut Lin.

Gejala akut keracunan dapat muncul dalam waktu 5-30 menit, tetapi dalam beberapa kasus dapat tertunda hingga beberapa atau bahkan 12 jam setelah konsumsi terbufos, kata Lin.

Wakil Direktur Jenderal TFDA Lin Chin-fu (林金富) mencatat bahwa orang yang berat badannya 60 kg dapat mati dengan mengonsumsi 96 mg terbofus.

Hasil penyelidikan awal ini menunjukkan bahwa terbufos mungkin menjadi biang keracunan neurotoksin yang menewaskan tiga orang pada Rabu.

Enam orang lainnya, yang usianya berkisar antara 7 hingga 66 tahun, berada di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Memorial Mackay Taitung pada Kamis pagi. Rumah sakit mengatakan pada Kamis pagi bahwa kondisi semua pasien telah membaik sejak sehari sebelumnya.

Dugaan keracunan makanan ini terjadi di Dusun Binmao, Desa Jinfeng yang sebagian besar dihuni orang-orang Paiwan, suku Penduduk Asli Taiwan.

Insiden ini dimulai pada Selasa ketika seorang nenek bermarga Tseng () (83) mengalami muntah dan kejang, setelah memakan beberapa nasi bungkus millet yang ia makan, dan meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit. 

Pada Selasa malam, sekitar 30 kerabat dan teman mereka berkumpul di rumah Tseng untuk melayat, dan pada waktu itu nasi bungkus sisa dan barang lainnya dari dapur Tseng disajikan.

Pada Rabu dini hari, beberapa orang yang telah berkumpul di rumah Tseng mulai menunjukkan gejala seperti muntah dan kejang.

Dua orang meninggal, enam ditempatkan di perawatan intensif, dan tiga orang lainnya juga menerima perawatan pada Rabu.

Berbagai otoritas, termasuk Biro Polisi Kabupaten Taitung, TFDA, Biro Kesehatan Masyarakat Kabupaten Taitung, dan Kantor Kejaksaan Distrik Taitung terus menyelidiki insiden tersebut.

(Oleh James Thompson, Shen Pei-yao, Tseng Yi-ning, Tyson Lu, Antonius Agoeng Sunarto, dan Jason Cahyadi)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JA

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.