Taipei, 14 Apr. (CNA) Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) mengajukan protes kepada pemerintah Kamboja setelah negara Asia Tenggara tersebut mendeportasi sekelompok tersangka warga Taiwan dalam kasus penipuan telekomunikasi ke Republik Rakyat Tiongkok (PRC).
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (14/4), MOFA mengatakan bahwa total 180 tersangka penipuan asal Taiwan baru-baru ini ditangkap di Kamboja, dan sebagian dari mereka telah dideportasi ke PRC pada Minggu malam dan Senin dini hari dalam tiga gelombang bersama para tersangka asal Tiongkok.
Namun, pihaknya tidak mengetahui secara pasti berapa banyak dari 180 orang tersebut yang telah dikirim ke Tiongkok dalam dua hari terakhir, karena pemerintah Kamboja menolak memberikan daftar lengkap mereka yang dideportasi ke PRC.
MOFA menuduh pemerintah Kamboja tunduk pada tekanan Tiongkok untuk tidak memberikan informasi tersebut, sementara meminta Phnom Penh untuk mengakui kesalahan secepat mungkin dengan memberikan Taipei daftar lengkap tersangka Taiwan yang dideportasi ke Tiongkok.
Pemerintah Taiwan telah menyatakan kekhawatirannya yang serius dan memprotes keras kepada Kamboja atas keputusan deportasi tersebut, kata MOFA.
Pernyataan MOFA disampaikan setelah media Kamboja melaporkan bahwa para tersangka dari Taiwan yang ditangkap pada 31 Maret dalam penggerebekan pusat penipuan telekomunikasi daring di Phnom Penh akan segera diserahkan ke Tiongkok sebagai bentuk itikad baik terhadap Beijing.
Keputusan tersebut juga dibuat menjelang kunjungan Presiden China Xi Jinping (習近平) ke Asia Tenggara pada 14 hingga 18 April, seorang sumber mengatakan kepada CNA.
Dalam pernyataan tersebut, MOFA menjelaskan bahwa sejak mengetahui penangkapan para tersangka warga Taiwan, kantor perwakilan Taiwan di Kota Ho Chi Minh — yang menangani urusan Kamboja — telah mendesak pemerintah Kamboja agar memulangkan para tersangka ke Taiwan sesuai yurisdiksi nasional.
Namun, pemerintah Kamboja mengabaikan permohonan Taiwan, kata MOFA.
Selain mengajukan protes, MOFA juga menyatakan telah meminta Kementerian Kehakiman dan Dewan Urusan Daratan (MAC) untuk melakukan negosiasi dengan pihak Tiongkok mengenai pemulangan para tersangka melalui mekanisme yang diatur dalam perjanjian lintas selat tentang pemberantasan kejahatan bersama dan bantuan hukum timbal balik.
MOFA juga kembali mengimbau warga Taiwan untuk tidak terlibat dalam aktivitas ilegal di luar negeri.
Menurut data MAC, lebih dari 600 warga Taiwan yang ditangkap di luar negeri atas dugaan keterlibatan dalam penipuan telekomunikasi telah dideportasi ke Tiongkok antara 2016 hingga Mei 2024.
Selesai/JA