Taipei, 5 Feb. (CNA) Kampanye "2025 Cycling for a Free Tibet" diluncurkan di Taipei pada Rabu (5/1) untuk memperingati ulang tahun ke-66 Pemberontakan Tibet dan untuk menyuarakan dukungan bagi mereka yang tertekan di Tiongkok, menurut penyelenggara acara tersebut.
Dalam kampanye ini, para peserta, termasuk orang Tibet yang mengungsi, akan bersepeda melalui jalan-jalan Taipei setiap Rabu menjelang Hari Pemberontakan Tibet pada 10 Maret untuk menyuarakan suara bagi mereka yang tertindas di Tiongkok, kata Human Rights Network for Tibet and Taiwan (HRNTT) dalam sebuah pernyataan.
Setelah bersepeda pertama pada Rabu, acara serupa akan diadakan di Taipei pada 12 Februari, 19 Februari, 26 Februari, dan 5 Maret, serta di Kaohsiung pada 1 Maret, menurut HRNTT.
Sebuah pawai untuk memperingati ulang tahun ke-66 Pemberontakan Tibet akan digelar Taiwan Tibetan Welfare Association pada 9 Maret sore di Taipei, dilanjutkan dengan penyalaan lilin pada 10 Maret di Liberty Square.
Di antara belasan peserta yang meneriakkan slogan seperti "Bebaskan Tibet" dan "Tibet Milik Orang Tibet" di luar Yuan Legislatif saat sebelum bersepeda pada Rabu, ada Tashi Tsering, Sekretaris Jenderal HRNTT dan orang Tibet yang berbasis di Taiwan, yang belum pernah menginjakkan kaki di tanah kelahirannya.
"Banyak teman saya mengatakan, 'Sloganmu tetap sama dari dulu sampai sekarang,'" kata Tashi Tsering, menjelaskan bahwa hal itu karena penindasan Partai Komunis Tiongkok (CCP) terhadap orang Tibet tidak berubah sama sekali sejak 1959, tahun Pemberontakan Tibet.
Pada 10 Maret 1959, sekitar 10.000 orang Tibet berkumpul di Lhasa untuk memprotes pengendalian ketat Tiongkok, namun pemberontakan itu ditekan dengan brutal, yang menyebabkan Dalai Lama mengungsi ke India dan sekitar 150.000 orang Tibet melarikan diri ke luar negeri, menurut HRNTT.
Tashi Tsering mengatakan banyak kelompok diaspora yang menderita, termasuk orang Tibet, Hongkong, dan Uyghur, datang ke Taiwan karena percaya bahwa komitmennya terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dapat memberikan bantuan untuk mencapai tujuan mereka, termasuk mengejar kemerdekaan Tibet, meskipun ada ancaman dari CCP.
Mengunjungi Taiwan dari India untuk bergabung dalam acara bersepeda, Presiden Tibetan Youth Congress Gonpo Dhondup mengatakan bahwa sejak 2009, lebih dari 160 orang Tibet melakukan aksi pembakaran diri untuk kebebasan dan kemerdekaan Tibet.
Gonpo Dhondup, yang organisasinya adalah LSM terbesar di komunitas pengasingan Tibet dengan lebih dari 35.000 anggota, mengatakan acara bersepeda ini bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah Tiongkok bahwa "Rakyat Tibet akan terus berjuang hingga kemerdekaan sah kami dipulihkan."
Selesai/JC