Taipei, 25 Des. (CNA) Militer Taiwan, Rabu (25/12) mengeluarkan pemberitahuan publik untuk mengundang tender untuk meningkatkan pesawat angkut militer C-130 yang ada, sebagai bagian dari proyek enam tahun untuk merombak armada C-130 yang sudah tua.
Pemberitahuan publik yang diposting di Sistem Pengadaan Pemerintah itu menunjukkan bahwa Misi Pertahanan R.O.C. ke A.S. sedang mencari tender untuk membeli baling-baling pesawat C-130 dengan perkiraan harga NT$126 juta (Rp62,1 miliar).
Penawar yang diberi kontrak akan diumumkan pada 8 Januari 2025 dan kontrak dijadwalkan berjalan hingga Desember 2025, menurut informasi di Sistem Pengadaan Pemerintah Taiwan.
CNA menilai pemberitahuan publik menunjukkan bahwa militer telah resmi merombak armada C-130 Angkatan Udara yang ada untuk meningkatkan kemampuan penghindaran tabrakan dan penyelamatan di laut di antara sistem lainnya.
Program peningkatan akan berlangsung dari 2025 hingga 2030.
Sumber militer yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi pada Juni bahwa fokus utama proyek tersebut akan berada pada peningkatan pesawat tempur sehingga mereka memiliki kokpit terintegrasi dan kemampuan penyelamatan di laut yang ditingkatkan.
Selain itu, simulator C-130 akan dibeli dan sistem yang sudah tua akan ditingkatkan untuk memastikan setiap pesawat memiliki GPS yang diperbarui serta kemampuan laporan posisi dan sistem penghindaran tabrakan yang ditingkatkan, kata sumber tersebut.
Anggaran perkiraan untuk proyek enam tahun tersebut bisa melebihi NT$10 miliar, tambah sumber tersebut.
Angkatan Udara Taiwan pertama kali membeli 20 C-130H dan C-130HE lainnya, pesawat perang elektronik yang dimodifikasi, dari Amerika Serikat pada awal 1980-an. Batch pertama dari 12 C-130H mulai beroperasi di Taiwan pada tahun 1986.
Ia kehilangan salah satu dari 20 C-130H-nya, dengan nomor seri 1310, dalam kecelakaan pada tahun 1997 di Bandara Songshan Taipei.
Armada C-130 Angkatan Udara saat ini memiliki total 20 model seperti itu yang berfungsi sebagai pesawat pengangkut utama untuk angkatan bersenjata negara tersebut.
C-130H memiliki empat turboprop Allison T56-A-15 dengan tenaga poros baling-baling 4.591 yang dirancang untuk lepas landas dan mendarat di landasan pendek. Ini berarti mereka dapat mendarat di landasan pacu 1.150 meter di Pulau Taiping, sebuah pulau yang dikuasai Taiwan yang dikenal secara internasional sebagai Itu Aba, di Laut Cina Selatan yang diperebutkan.
Selesai/JC