Taipei, 22 Des. (CNA) Kebijakan pemerintah Taiwan, "Susu Segar untuk Setiap Kelas" yang diluncurkan September, akan dihentikan mulai semester depan, kata Yuan Eksekutif (Kabinet Taiwan) baru-baru ini.
Perdana Menteri Cho Jung-tai (卓榮泰) membuat keputusan untuk menghentikan inisiatif ini sehubungan dengan tanggapan yang beragam yang diterima pemerintah dari guru dan orang tua, kata juru bicara Kabinet Michelle Lee (李慧芝) dalam sebuah jumpa pers, Kamis (19/12).
Program NT$4,4 miliar (Rp2,18 triliun) empat tahun yang ditujukan untuk siswa sekolah dasar tersebut diluncurkan pada September untuk meningkatkan asupan kalsium siswa dan mendukung industri susu lokal, saat Taiwan bersiap untuk menghapus bea impor susu dari Selandia Baru pada 2025.
Namun, sejak awal, program ini mendapat keluhan dari guru dan staf tentang kekurangan pasokan, kurangnya ruang penyimpanan berpendingin di sekolah, dan gangguan yang disebabkan jadwal distribusi dua kali sepekan.
Akibatnya, beberapa sekolah memilih untuk memberikan siswa delapan kotak susu tahan lama sekali per bulan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis, National Federation of Teachers Union memuji Kabinet karena responsif terhadap opini publik dan mengambil tindakan, seraya juga mengungkapkan harapan bahwa pemerintah telah mengambil pelajaran.
"Niat baik saja tidak membuat kebijakan yang baik. Departemen pemerintah tidak seharusnya dengan mudah menjadikan sekolah sebagai ATM politik," kata federasi tersebut.
Namun, LSM Action Alliance on Basic Education dan John Tung Foundation berpendapat bahwa kebijakan tersebut seharusnya diperbaiki, bukan dibatalkan, mengingat banyak anak usia sekolah dasar di Taiwan tidak mendapatkan cukup kalsium.
Dalam jumpa pers Kabinet, Wakil Menteri Pertanian Tu Wen-jane (杜文珍) mengatakan bahwa sehubungan dengan pembatalan ini, ia akan berdiskusi dengan industri susu tentang cara terbaik untuk memanfaatkan anggaran program yang tersisa.
Sementara itu, untuk pemerintah daerah, Komisaris Departemen Pendidikan Kota Taipei Tang Chih-min (湯志民) menyarankan untuk mendistribusikan voucher sebagai gantinya, yang dapat ditukar siswa dengan susu di toko-toko serba ada saat mereka mau.
Sementara itu, pemerintah kabupaten Chiayi dan Yunlin memprotes pembatalan subsidi mereka untuk program ini pada menit terakhir, dan mendesak pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali.
Selesai/ML