Taipei, 22 Des. (CNA) Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan Statistik (DGBAS) baru-baru ini mengungkapkan bahwa jumlah warga Taiwan yang bekerja di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023.
DGBAS melaporkan bahwa sekitar 128.000 orang mengambil pekerjaan di AS pada tahun 2023, yang menurut wakil direktur Tan Wen-ling (譚文玲) dari Departemen Sensus direktorat tersebut, sebagian besar disebabkan oleh pabrik Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) di negara bagian Arizona, AS.
Tan juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, terdapat jumlah tinggi pekerja yang memanfaatkan peluang kerja di Jepang, dengan TSMC yang membangun pabrik baru di Kumamoto sebagai pendorong utama fenomena ini.
Sementara itu, DGBAS mencatat bahwa jumlah warga Taiwan yang bekerja di Tiongkok sedikit menurun, melanjutkan tren penurunan bertahap yang telah berlangsung.
Direktorat tersebut mencatat bahwa proporsi pekerja Taiwan di Tiongkok, termasuk Hong Kong dan Makau, turun dari 62,2 persen dari total pekerja Taiwan di luar negeri pada tahun 2011 menjadi 35 persen pada tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan biaya dan fokus yang kembali diberikan pada Taiwan oleh investor lokal.
Tan juga menambahkan bahwa ekonomi Tiongkok yang lemah serta kekhawatiran internasional terhadap Beijing juga menjadi alasan mengapa banyak warga Taiwan memilih bekerja di negara lain.
Statistik DGBAS yang dirilis pada 12 Desember juga mengungkapkan bahwa dalam dekade antara 2009 hingga 2019, jumlah warga Taiwan yang mencari peluang kerja di luar negeri meningkat dari sekitar 662.000 menjadi sekitar 739.000.
Namun, jumlah tersebut mulai menurun pada tahun 2020, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sengketa perdagangan antara AS dan Tiongkok. Perubahan dalam rantai pasokan dan pandemi COVID-19 menyebabkan jumlah warga Taiwan yang pergi untuk bekerja turun menjadi sekitar 319.000 pada tahun 2021.
DGBAS melaporkan bahwa angka tersebut mulai meningkat lagi pada tahun 2022 dan 2023 setelah pelonggaran pembatasan pasca-pandemi, dengan peningkatan sebesar 148.000 orang menjadi sekitar 621.000 pada tahun 2023.
Selain 128.000 pekerja yang bekerja di AS, sekitar 217.000 orang bekerja di Tiongkok, 92.000 orang pergi ke Asia Tenggara, dan 68.000 orang bekerja di Jepang atau Korea Selatan.
Selesai/IF