Tainan, 22 Des. (CNA) Pameran bertajuk "SUNDAY: Contemporary Art on Migrant Workers in Taiwan" yang menampilkan 31 karya seni tentang keragaman budaya pekerja migran dibuka di Tainan Art Museum, Kamis (19/12).
Menurut pihak museum, pameran ini berbeda dari pameran-pameran sebelumnya, yang biasanya berfokus pada dampak sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi pekerja migran.
Kali ini, pameran mengangkat berbagai sisi kehidupan pekerja migran di luar identitas mereka sebagai tenaga kerja, dengan menjadikan pengalaman hidup dan seni sebagai perspektif utama.
Melalui seni kontemporer, museum menunjukkan, pameran ini menggambarkan keragaman budaya dan realitas yang beragam, baik yang serupa maupun berbeda.
Karya-karya yang dipamerkan di pameran ini dihasilkan para pekerja migran dan seniman dari berbagai negara seperti Indonesia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Taiwan.
Melalui proses kreatif yang melibatkan pengamatan, monolog, dan interpretasi pengalaman hidup, pameran ini mengungkap sisi-sisi pekerja migran yang jarang diketahui masyarakat, kata pihak museum.
Selain itu, tambah mereka, pameran ini juga mengajak pengunjung untuk merenungkan situasi, lanskap batin, dan penghormatan terhadap pekerja migran sebagai bagian dari komunitas kehidupan.
Pihak museum mencatat bahwa jumlah pekerja migran di Taiwan yang telah melampaui 800 ribu orang menjadikan mereka fondasi penting bagi kelangsungan industri di Taiwan.
Namun, meskipun perhatian masyarakat terhadap isu pekerja migran semakin meningkat, banyak aspek kehidupan dan kebutuhan mereka di luar status sebagai tenaga kerja yang masih terabaikan, menurut museum tersebut.
Seorang staf museum mengungkapkan bahwa setiap akhir pekan, para pekerja migran di berbagai daerah di Taiwan keluar dari rutinitas kerja mereka, naik kereta menuju tempat-tempat berbeda untuk beraktivitas, bersosialisasi, dan beristirahat.
Mereka menciptakan memori kehidupan yang penuh warna, sementara interaksi budaya yang beragam menghasilkan fenomena sosial baru yang kini menjadi bagian dari budaya Taiwan, ujarnya.
Pihak museum menunjukkan bahwa pameran ini mengambil tema "SUNDAY" (Minggu), yang melambangkan momen kebebasan, saat para pekerja migran sementara terbebas dari tuntutan kerja dan memiliki kendali atas waktu mereka.
"Minggu" tidak hanya menjadi pelarian untuk bernapas, tetapi juga membawa harapan dan visi masa depan, tambah pihak museum.
Melalui pameran ini, kata pihak museum, masyarakat dapat lebih mengenal keragaman budaya pekerja migran serta menikmati seni dari perspektif baru.
Pameran yang digelar di Gedung 2 Tainan Art Museum ini dibuka sejak Kamis dan akan berlangsung hingga 13 April tahun depan.
(Oleh Chang Jung-hsiang dan Jason Cahyadi)
Selesai/ML