Taipei, 14 Sep. (CNA) Dalam rangka peringatan 25 tahun gempa bumi Jiji 1999 (Gempa Bumi 921), New Homeland Foundation (NHF) mengundang sebelas seniman lokal untuk menampilkan hasil karya proses kebangkitan dan semangat hidup Jiji (集集) yang terluka akibat bencana gempa dahsyat tersebut.
NHF dengan dukungan Kementerian Kebudayaan mengadakan pameran dengan tema “Lukisan, 25” yang digelar hingga 30 September 2024, di Paper Dome Jiji, Kabupaten Nantou.
“Saat itu saya terbangun karena guncangan hebat. Saya mengendarai sepeda motor ke jalan dan melihat deretan rumah runtuh, banyak gedung miring, dan puing-puing di mana-mana. Ini mengingatkan saya pada reruntuhan akibat perang saat saya masih muda, dan saya menangis tanpa sadar,” kenang pelukis Sun Shao-ying (孫少英) yang telah berusia 93 tahun.
Sementara itu, seniman Huang I-yung (黃義永), mengenang bahwa Puli memiliki pemandangan yang indah, tetapi ketika gempa terjadi, rasanya seperti kiamat.
Kemudian, seiring dengan berbagai tahap rekonstruksi, dia melukis karya-karya seperti Kuil Lingyen dan Paper Dome (Gereja Kertas) yang mencerminkan perhatiannya kepada kota pegunungan yang bangkit dari kehancuran hingga pemulihan.
Sedangkan seniman Chen Kuang-ming (陳光明) menyatakan bahwa gempa bumi adalah bagian dari alam, begitu juga manusia, dan menambahkan bahwa kita harus memikirkan bagaimana menghadapi bencana, melakukan hal-hal yang lebih bermakna, dan menyembuhkan diri sendiri.
Dalam acara pembukaan pameran, Ketua NHF, Liao Chia-chan (廖嘉展) menyatakan bahwa para seniman menjalankan tugas mereka dengan menggunakan goresan warna untuk menebus penderitaan akibat bencana, menunjukkan rekonstruksi dan kemajuan pascabencana.
Ia pun menyatakan harapannya agar masyarakat dapat merasakan harapan dan keberanian dari karya-karya tersebut.
Lurah Puli, Liao Chih-cheng (廖志城) juga mengatakan bahwa para seniman yang kembali berkarya di lokasi setelah 25 tahun tersebut tidak hanya membangkitkan kenangan, tetapi juga mengingatkan kita untuk lebih waspada dalam melakukan pencegahan bencana.
(Oleh Hsiao Po-yang dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC