Taipei, 13 Apr. (CNA) Denisovans, spesies manusia kuno yang telah punah, pernah mendiami Taiwan prasejarah, kata National Museum of Natural Science (NMNS) pada Jumat (11/4).
Penemuan ini dibuat oleh peneliti NMNS Chang Chun-hsiang (張鈞翔) dan profesor Universitas Tokyo Yousuke Kaifu bekerja sama dengan tim ilmuwan internasional, kata museum dalam siaran pers.
Dengan menerapkan analisis protein kuno, studi selama satu dekade yang dilakukan pada rahang hominin akhirnya mengidentifikasikannya sebagai milik Denisovan laki-laki yang hidup sekitar 380.000 tahun hingga 50.000 tahun lalu di wilayah tersebut, kata museum.
Denisovans adalah sepupu dekat Neanderthal, dengan dua garis keturunan berpisah dari nenek moyang bersama sekitar 400.000 tahun yang lalu.
Rahang fosil itu dikeruk dari Kanal Penghu oleh nelayan beberapa tahun lalu dan kemudian disumbangkan ke NMNS.
Dari 4.241 residu asam amino dari 51 protein yang ditemukan dalam fosil, tim penelitian mengidentifikasi dua varian urutan asam amino turunan yang unik dimiliki Denisovans, kata Chang.
Pohon filogenetik yang dibangun dengan menggunakan dua metode berbeda keduanya menunjukkan bahwa hominin Penghu dan Denisovans itu termasuk dalam klade yang sama, tambahnya.
Sementara itu, analisis tambahan mengkonfirmasi bahwa rahang itu milik individu laki-laki setelah gen pada kromosom Y diidentifikasi pada permukaan enamel gigi yang telah diukir asam.
Sebelum penemuan ini, fosil Denisovan hanya ditemukan di Asia utara -- khususnya Siberia dan Tibet, kata NMNS.
Penelitian ini memberikan bukti langsung bahwa Denisovans pernah mendiami Taiwan, menjelaskan kompleksitas evolusi manusia kuno dan pola migrasi di Asia, jelasnya.
Laporan tentang penelitian tim berjudul "A male Denisovan mandible from Pleistocene Taiwan" diterbitkan pada Kamis oleh jurnal internasional ternama Science.
Selesai/IF