Taipei, 14 Des. (CNA) Dengan hampir setengah dari total populasi diperkirakan berusia di atas 65 tahun pada tahun 2070, ekonomi Taiwan menghadapi tantangan besar yang harus diatasi dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi lainnya, kata seorang pejabat Dewan Pengembangan Nasional (NDC) baru-baru ini.
Berbicara dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Academia Sinica hari Rabu (11/12), Wakil Menteri NDC Kao Shien-quey (高仙桂) mengatakan bahwa Taiwan, seperti banyak negara berpenghasilan tinggi lainnya, menghadapi dampak dan transformasi dari penurunan populasi dan masyarakat yang menua.
"Taiwan akan memasuki kategori masyarakat super tua pada tahun 2025, dengan lebih dari 20 persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas," ungkap Kao.
"Setelah itu, penuaan masyarakat, yang didorong oleh tingkat kelahiran yang rendah, hanya akan menjadi lebih cepat," katanya.
Pada 2070, diperkirakan 46,5 persen penduduk Taiwan akan berusia 65 tahun ke atas, menjadikannya negara tertua kedua setelah Korea Selatan (47,5 persen) dan lebih tinggi dibandingkan Jepang (38,7 persen).
Itu berarti bahwa pada 2070, kelompok usia kerja Taiwan akan kurang dari 50 persen dari populasi, yang merupakan "Peringatan besar" bagi kemampuan negara untuk mempertahankan tenaga kerja dan pengembangan industri, kata Kao.
Namun, Kao optimis bahwa AI dapat membantu mengatasi masalah ini. Negara yang siap menggunakan AI cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi lebih baik.
Seiring dimulainya "Era baru" AI generatif, jumlah orang yang menggunakan AI akan secara bertahap melampaui mereka yang tidak, sementara perusahaan yang menggunakan AI akan menjadi lebih kompetitif daripada mereka yang tidak, kata Kao.
Wakil Menteri NDC menekankan bahwa AI dapat menjadi alternatif untuk mengatasi dampak dari penurunan populasi tanpa harus mengandalkan imigrasi dalam skala besar.
"Hanya dengan memiliki kemampuan untuk mengembangkan AI dan model bahasa besar, negara-negara akan dapat mempertahankan bahasa dan budaya mereka sendiri," katanya.
Kao memprediksi bahwa dalam beberapa tahun mendatang, negara-negara akan meluncurkan upaya skala besar untuk meningkatkan daya saing AI mereka, melatih populasi mereka, dan bahkan membangun "Pusat data berdaulat."
Sebagai pusat pengembangan AI, Taiwan akan memiliki keunggulan saat mencoba menerapkan AI di berbagai industri, yang memungkinkannya untuk "Menembus" beberapa batasan yang diberlakukan oleh masyarakat yang menua dan populasi yang menurun, katanya.
NDC, yang berperan sebagai badan perencanaan kebijakan pemerintah, telah merilis laporan tren populasi terbaru pada Oktober lalu dan diharapkan akan mengusulkan langkah-langkah responsif pada Februari mendatang.
Selesai/IF