Pakar: PMI buka usaha daring harus paham target konsumen

03/11/2024 16:07(Diperbaharui 03/11/2024 16:07)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Para pembicara dari Telkom University (berbaju merah) bersama Kepala KDEI Arif Sulistiyo (kedua dari kanan) dan analis bidang ketenagakerjaan KDEI (ujung kanan dan kiri) dalam pelatihan literasi digital di KDEI. (Sumber Foto: CNA, 3 November 2024)
Para pembicara dari Telkom University (berbaju merah) bersama Kepala KDEI Arif Sulistiyo (kedua dari kanan) dan analis bidang ketenagakerjaan KDEI (ujung kanan dan kiri) dalam pelatihan literasi digital di KDEI. (Sumber Foto: CNA, 3 November 2024)

Taipei, 3 Nov. (CNA) Penggunaan media sosial untuk berbisnis harus memperhatikan target audiens dari platform tersebut, hal ini disampaikan oleh Maria Sugiat, dosen Digital Marketing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University, dalam pelatihan literasi digital untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Minggu (3/11).

Perempuan yang akrab disapa Mia ini menyebutkan bahwa sejumlah penelitian menunjukkan perbedaan usia memengaruhi penggunaan media sosial. Dalam pemaparannya yang interaktif, Mia menjelaskan bahwa pengguna berusia 16 hingga 24 tahun cenderung lebih aktif di Instagram, sementara mereka yang berusia 25 hingga 34 tahun menggunakan baik Instagram maupun Facebook.

Di usia yang lebih matang yakni 35 sampai 44 tahun media sosial yang digunakan bergeser ke Facebook dan WhatsApp, sementara di usia 45 sampai 54 akan fokus di Facebook dan usia di atas itu cenderung menggunakan WhatsApp saja.

“Jadi perlu ditentukan lebih dulu mau umur berapa konsumen kita?,” kata Mia.

Mia menyatakan bahwa aktivitas di media sosial semakin interaktif, memungkinkan proses belanja yang sebelumnya dilakukan di luar ruangan kini dapat dilakukan melalui layar. Terlebih lagi, selama pandemi Covid-19, aktivitas belanja daring (online) mengalami peningkatan signifikan.

Oleh karena itu, penting untuk membangun komunitas online guna menciptakan interaksi yang lebih dekat antara bisnis dan pelanggan.

“Komunitas online dapat menciptakan ruang untuk diskusi, umpan balik, dan keterlibatan konstan,” ucap Mia.

Konten naratif sangat penting untuk mendekatkan diri kepada konsumen, mengingat peningkatan perilaku penggunaan ponsel di masyarakat. Saat ini, banyak orang mencari informasi melalui media sosial, sehingga penting untuk membuat konten yang menarik dalam berbagai fitur untuk menjangkau audiens.

Irni Yunita Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Jarak Jauh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University menilai pentingnya pengelolaan keuangan dalam merintis bisnis, seperti harus bisa membagi persentase antara keuntungan, produksi, hingga dana darurat yang jumlahnya setidaknya enam kali dari pendapatan bulanan.

Pemberdayaan PMI

Acara ini dibuka oleh analis bidang ketenagakerjaan KDEI, Kadir, dan Prof. Dr. Ratri Wahyuningtyas, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University, yang menyatakan bahwa acara ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat internasional yang dilakukan oleh Telkom University bekerja sama dengan KDEI Taipei.

Kepala KDEI Arif Sulistiyo mengungkapkan bahwa PMI di Taiwan cukup aktif di media sosial, tetapi aktivitas tersebut dapat lebih diarahkan untuk mendukung kegiatan bisnis yang bermanfaat, terutama mengingat pertumbuhan bisnis daring yang terus meningkat saat ini.

“Banyak fitur yang bisa dimanfaatkan secara baik dan maksimal,” kata Arif.

Arif menyebut dirinya selalu berharap agar para PMI di Taiwan cukup bekerja selama satu atau dua kontrak saja lalu pulang ke Indonesia dengan bekal modal dan pengetahuan yang telah didapat selama di rantau untuk membuka usaha.

Oleh karena itu, Arif menilai pelatihan seperti ini sangat penting untuk memberdayakan PMI di Taiwan. KDEI juga berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada PMI setiap akhir pekan, agar ungkapan "Pergi Migran Pulang Juragan" tidak hanya menjadi sekadar jargon.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/JA

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.