Taipei, 13 Sep. (CNA) Kementerian Urusan Ekonomi (MOEA) Taiwan telah mengumumkan rencana untuk menerapkan strategi untuk menarik 25.000 mahasiswa diaspora Tionghoa dan internasional untuk belajar hingga tinggal serta bekerja di Taiwan setiap tahunnya.
MOEA memperkirakan bahwa pasar tenaga kerja Taiwan akan kekurangan sekitar 480.000 pekerja pada tahun 2030, dengan kekurangan sekitar 350.000 pada tahun 2028.
Survei MOEA pada Agustus terhadap 24.000 perusahaan menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 perusahaan sangat memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) asing, membutuhkan sekitar 5.000 pekerja.
Namun, hanya 19.000 mahasiswa internasional yang datang ke Taiwan setiap tahun, dan dengan tingkat retensi hanya 47 persen, sekitar 8.900 lulusan tidak tinggal untuk bekerja, kata MOEA.
Untuk mengatasi kesenjangan SDM ini, MOEA, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan (MOE) dan Dewan Pengembangan Nasional (NDC), telah mengembangkan pendekatan dua sisi.
Pada tahap pertama, program pencocokan SDM yang disesuaikan dengan industri akan membantu perusahaan mempertahankan lulusan internasional, menurut MOEA.
Pemerintah akan membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dan menyediakan pelatihan yang ditargetkan untuk memenuhi tuntutan industri, meningkatkan retensi pascakelulusan di Taiwan, tambahnya.
Program ini akan berfokus untuk menarik mahasiswa terbaik dari Asia Tenggara, menawarkan kursus yang disesuaikan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri lokal.
Dalam program ini, pemerintah akan menanggung biaya kuliah, sementara perusahaan akan memberikan uang saku. Setelah dua tahun pelatihan, peserta dapat memilih untuk bekerja di Taiwan selama 2 hingga 4 tahun tambahan.
MOEA bertujuan untuk melatih 25.000 profesional internasional setiap tahun dengan harapan mereka akan tinggal dan bekerja di Taiwan, dan mencari kerja sama antarlembaga yang erat dan pendanaan dari NDC untuk memastikan keberhasilan program ini, menurut kementerian tersebut.
Selesai/JC