Bubur ketan khas Indonesia isi kursus keluarga NIA di Pingtung

02/09/2025 19:19(Diperbaharui 02/09/2025 19:19)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Kursus pendidikan keluarga di Kabupaten Pingtung yang digelar Direktorat Jenderal Imigrasi. (Sumber Foto : NIA)
Kursus pendidikan keluarga di Kabupaten Pingtung yang digelar Direktorat Jenderal Imigrasi. (Sumber Foto : NIA)

Taipei, 2 Sep. (CNA) Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) hari Selasa (2/9) mengatakan mereka telah menggelar kursus pendidikan keluarga di Kabupaten Pingtung yang diisi bubur ketan hitam rempah khas Indonesia yang harum dan kaya rasa.

Kegiatan ini tidak hanya memberi kesempatan bagi peserta untuk langsung mencoba membuat hidangan khas mancanegara, tetapi juga mengenalkan keragaman budaya melalui indera perasa dan penciuman, kata NIA dalam sebuah rilis pers.

Dalam acara, meja dipenuhi berbagai rempah seperti daun pandan, daun jeruk, serai, kunyit, pala, lada, hingga gula aren, sementara para peserta antusias maju untuk mencium aromanya, menurut NIA.

Sambil tersenyum, seorang instruktur asal Indonesia menjelaskan bahwa rempah-rempah ini bukan hanya jiwa dari masakan Indonesia, tetapi juga menyimpan kearifan hidup masyarakat setempat, menurut rilis pers.

Ia bahkan menyajikan semangkuk bubur ketan hitam rempah yang masih hangat, dengan aroma manis dan kaya rasa yang membuat semua orang kagum, kata NIA.

(Sumber Foto : NIA)
(Sumber Foto : NIA)

Di sisi lain, seorang instruktur asal Thailand juga dihadirkan untuk mengajak semua orang menyelami budaya Negeri Gajah Putih sekaligus memperagakan langkah-langkah membuat kue luk chup.

"Hanya dengan kacang hijau, gula, santan, ditambah tangan yang terampil, kita bisa membentuk buah-buahan mini yang tampak hidup!" ujarnya.

Para peserta pun membentuk adonan pasta kacang menjadi bentuk mangga, jambu air, dan buah lainnya, lalu mencelupkannya ke dalam pewarna makanan dan larutan agar-agar agar mengeras, menghasilkan kue mungil yang penuh warna, cantik, dan begitu halus hingga sayang untuk dimakan, kata NIA.

Kepala Pusat Pelayanan Pingtung NIA, Wu Shu-hsien (武淑賢), menyampaikan bahwa kursus ini mengusung konsep belajar sambil bermain, agar masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai budaya para penduduk baru, sekaligus membantu mereka beradaptasi lebih cepat dengan kehidupan di Taiwan.

Ia menambahkan bahwa ke depannya akan ada pula kursus pengalaman budaya dari Maladewa dan Kamboja, dengan beragam isi kegiatan yang menarik.

Wu juga mengingatkan bahwa Undang-Undang Perlindungan Pelapor Kepentingan Publik telah resmi diberlakukan, sehingga siapa pun yang melaporkan pelanggaran akan memperoleh perlindungan hukum, pekerjaan, serta keamanan pribadi.

Ia mendorong semua pihak untuk berani mengungkapkan tindakan melawan hukum demi menciptakan lingkungan masyarakat yang lebih bersih, adil, dan transparan.

(Oleh Jason Cahyadi)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.