Taipei, 1 Sep. (CNA) Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan mendesak pemerintah Indonesia segera membuka dialog publik yang nyata untuk menjawab aspirasi rakyat, menanggapi demonstrasi yang terjadi sepekan terakhir serta duka cita atas meninggalnya Affan Kurniawan, yang mereka anggap disebabkan pelanggaran serius hak asasi manusia.
Ketua Umum PPI Taiwan Febriyanti Rukmana dalam pernyataan tersebut mengatakan sulitnya ekonomi dalam negeri yang dirasakan rakyat, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat, dan sikap nirempati yang dipertontonkan elite menyulut amarah publik. Kondisi ini diperburuk dengan sikap aparat yang represif dan berlebihan, menurutnya.
Ada beberapa poin yang jadi sorotan PPI Taiwan, yakni kekecewaan terhadap kebijakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan tuntutan efisiensi anggaran. Menurut pihaknya, kenaikan tunjangan DPR di tengah situasi ekonomi rakyat yang sulit memperlebar kesenjangan sosial sekaligus menyinggung rasa keadilan publik.
"Kami menggarisbawahi bahwa krisis, legitimasi pemerintah dan DPR akan semakin parah apabila aspirasi rakyat terus diabaikan," kata PPI Taiwan.
Pihaknya juga mengecam kekerasan aparat dan mendesak pembebasan warga sipil yang masih ditahan. Selain itu, PPI Taiwan juga mendesak penggantian pejabat yang inkompeten.
PPI Taiwan juga menuntut perbaikan tata kelola pemerintahan, pembatalan kenaikan pajak dan perlindungan ekonomi rakyat, serta dijalankannya legislasi Undang-Undang Perampasan Aset dan Audit Aset Pejabat.
"Kami sebagai mahasiswa Indonesia yang berada di Taiwan berkomitmen untuk terus menyampaikan aspirasi perubahan positif bagi Indonesia," kata Febri.
Sementara itu, Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas (GANAS) Community menyatakan, sebagai organisasi yang fokus pada permasalahan pekerja migran dan memobilisasi kebijakan, mereka sangat prihatin atas situasi di Indonesia belakangan, apalagi sampai menewaskan seorang pengemudi ojek daring yang sedang bekerja.
"Dan kami sebagai organisasi yang aktif turun jalan untuk demontrasi, mengkritik kebijakan juga mengucapkan belasungkawa atas matinya demokrasi dinegara kami," kata Fajar, ketua organisasi pekerja Indonesia di Taiwan tersebut.
Pihaknya pun mengecam keras ketidakkonsistenan pejabat pemerintah dalam menjalankannya amanat rakyat dan mengutuk tindakan brutal dan represif yang dilakukan aparat negara terhadap aksi massa yang sedang mengaspirasikan pendapatnya.
"Sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian, GANAS Community akan terus berkonsolidasi bersama kawan-kawan Indonesia seperti hari ini dengan hadir pada pertemuan online bersama dengan Aliansi Perempuan Indonesia yang didalamnya para pegiat kemanusiaan," kata Fajar.
Selesai/JC