Taipei, 26 Juni (CNA) Kelompok perlindungan perempuan Taiwan hari Kamis (26/6) mengumumkan peluncuran MeToo Lawyer Support Team 2.0, yang kini dikelola The Garden of Hope Foundation (GOH), untuk mendampingi korban pelecehan seksual yang menghadapi tuntutan balik hingga dukungan negara tersedia.
Gerakan #MeToo di Taiwan mulai marak sejak Mei 2023, dengan banyak korban memberanikan diri berbagi pengalaman pelecehan atau kekerasan seksual. Namun, sebagian dari mereka digugat balik oleh pelaku menggunakan hukum pencemaran nama baik.
Saat itu, organisasi perempuan bekerja sama dengan Taiwan Bar Association membentuk tim bantuan hukum gratis dengan lebih dari 40 pengacara. Setelah dua tahun, tim bantuan hukum ini dianggap telah menyelesaikan tugas awalnya.
Kini, GOH akan melanjutkan program tersebut melalui versi 2.0. Dalam dua tahun terakhir, mereka telah menangani 15 kasus, di mana tiga masih berjalan, dua kalah, tiga dibatalkan korban, dan sebagian besar lainnya tidak dilanjutkan ke pengadilan.
Ketua National Alliance of Taiwan Woman’s Association (NATWA) Taiwan, Peng Yen-wen (彭渰雯), menyampaikan bahwa proses hukum yang panjang tetap menjadi beban bagi korban.
Peng mengatakan ia berharap kehadiran tim ini membuat korban tidak merasa sendirian, menambahkan bahwa ia juga mengapresiasi GOH yang akan mengintegrasikan bantuan hukum dengan dukungan sosial dan psikologis.
Direktur eksekutif GOH, Wang Yue-hao (王玥好), mengatakan versi 2.0 akan membantu mereka yang digugat balik karena bicara soal kekerasan seksual. Selain bantuan hukum seperti konsultasi dan penulisan dokumen hukum, ujarnya, tim ini akan menyediakan dukungan psikologis dan sosial jangka panjang.
Wang menegaskan bahwa siapa pun yang berani bicara seharusnya tidak menghadapi sistem hukum yang dingin seorang diri, dan bahwa ia berharap tim ini menjadi jaringan pendukung lintas bidang yang memastikan suara para korban didengar dan dihormati.
(Oleh Wu Hsin-yun dan Agoeng Sunarto)
Selesai/JC