Taipei, 20 Juni (CNA) Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan, Kamis (19/6) mengumumkan perubahan peraturan layanan perawatan jangka panjang, dengan pasien di bawah usia 50 tahun yang mengalami demensia dan disabilitas, serta mereka yang menderita penyakit akut tertentu, akan dimasukkan sebagai penerima yang memenuhi syarat mulai tahun depan.
Berdasarkan "Peraturan Pengajuan dan Pembayaran Layanan Perawatan Jangka Panjang" saat ini, penerima yang memenuhi syarat untuk layanan perawatan jangka panjang bersubsidi pemerintah di Taiwan mencakup orang berusia 65 tahun ke atas, Penduduk Asli berusia 55 tahun ke atas, individu dengan disabilitas fisik atau mental, dan mereka yang berusia 50 tahun ke atas dengan demensia.
Mulai 1 Januari 2026, kriteria kelayakan akan diperluas untuk mencakup orang di bawah usia 50 tahun dengan demensia yang juga mengalami disabilitas, serta pasien dalam program perawatan pascaakut (PAC), kata Wu Hsi-wen (吳希文), wakil kepala Departemen Perawatan Jangka Panjang MOHW, kepada CNA pada Kamis.
Program PAC adalah inisiatif yang dipromosikan Direktorat Jenderal Asuransi Kesehatan Nasional (NHIA) sejak 2014, yang menargetkan pasien dengan potensi rehabilitasi setelah penyakit akut seperti stroke dan gagal jantung, menurut MOHW.
Dengan menyediakan layanan rehabilitasi intensif berdasarkan evaluasi tim medis, program ini bertujuan membantu pasien mengurangi disabilitas atau mendapatkan kembali kemampuan fungsional, menurut materi promosi NHIA.
Wu mengatakan perluasan ini bertujuan untuk meringankan beban perawat keluarga dari pasien muda dengan demensia atau mereka yang sedang dalam masa pemulihan dari penyakit akut, sekaligus memperlambat perkembangan penurunan kognitif atau fisik.
Perubahan lain, yang akan berlaku pada Juli 2026, memberikan penerima yang memenuhi syarat dana sebesar NT$60.000 (Rp33,1 juta) setiap tiga tahun untuk menyewa perangkat pintar bantu yang digunakan di lima area utama, termasuk mobilitas dan ke toilet.
Berbeda dengan perangkat bantu tradisional, perangkat pintar harganya mahal, namun kebutuhan perawatan sering berubah seiring usia dan tingkat disabilitas pengguna, kata Wu.
Mengadopsi sistem sewa dari Jepang, peraturan yang telah diubah ini akan memungkinkan individu untuk mengganti perangkat pintar yang disewa sesuai kondisi mereka, mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas perawatan jangka panjang, tambah Wu.
Sementara sekitar 200.000 rumah tangga di Taiwan yang mempekerjakan perawat migran saat ini tidak memenuhi syarat untuk menggunakan layanan penitipan siang hari atau perawatan dewasa, Wu mengatakan perubahan peraturan ini akan mencabut pembatasan tersebut, sehingga rumah tangga tersebut dapat mengakses layanan tersebut setelah dilakukan penilaian mulai September tahun ini.
Wu mengatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi dalam layanan perawatan berbasis komunitas guna membantu meringankan atau menunda perkembangan disabilitas atau demensia.
Selesai/JC