Taipei, 31 Mar. (CNA) Menteri Dalam Negeri Liu Shyh-fang (劉世芳), Senin (31/3) mengatakan bahwa pemerintah telah membubarkan tim penyelamat Taiwan yang sempat siaga untuk kemungkinan diterjunkan ke Myanmar setelah gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang negara tersebut pada Jumat sore.
Liu mengatakan kepada wartawan di Taipei bahwa kementerian membuat keputusan tersebut setelah mempertimbangkan konflik militer antara junta militer Myanmar dan kelompok pemberontak lokal selama beberapa hari terakhir meskipun terjadi gempa kuat.
Baca juga: Taiwan siap bantu penyelamatan gempa Myanmar
"Kami tidak dapat menjamin keamanan anggota tim penyelamat kami begitu mereka dikirim ke sana," kata Liu kepada wartawan di sela-sela sidang Legislatif.
Akibatnya, kementerian memutuskan untuk menghentikan status siaga anggota tim dan membiarkan mereka kembali ke operasi reguler mereka di Taiwan, tambah Liu.
Laporan media internasional mengatakan bahwa junta militer Myanmar terus membom bagian-bagian dari negara yang dilanda perang setelah gempa bumi besar di sana, yang hingga saat ini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menggambarkan serangan tersebut "Sangat memprihatinkan dan tidak dapat diterima."
Liu membuat komentar tersebut ketika ditanya tentang keputusan kementeriannya untuk membubarkan tim penyelamat, yang telah siaga sejak Jumat malam, setelah mengetahui gempa bumi kuat yang mengguncang Myanmar pada pukul 12.50 siang hari itu.
Setelah gempa bumi dilaporkan,Direktorat Jenderal Pemadam Kebakaran Nasional (NFA) Kementerian Dalam Negeri membentuk tim penyelamat ad hoc beranggotakan 126 orang, yang terdiri dari penyelamat dari departemen pemadam kebakaran di Kabupaten Pingtung dan Kota Taoyuan.
Selain personel penyelamat, tim juga memiliki enam dokter, tujuh perawat, dua dokter hewan, enam anjing pencari dan penyelamat, dan dua insinyur struktural, serta memiliki 15 ton peralatan, kata ditjen tersebut dalam sebuah pernyataan.
Sebuah rilis pers NFA terpisah yang dikeluarkan pada Minggu malam mengatakan bahwa mereka telah mengetahui 13 tim penyelamat internasional telah dikerahkan untuk membantu pekerjaan penyelamatan dan pertolongan pasca bencana di Myanmar.
NFA mengatakan jumlah penyelamat saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyelamatan di sana sehingga tim penyelamat Taiwan tidak lagi dibutuhkan.
Presiden Lai Ching-te (賴清德) dan Perdana Menteri Cho Jung-tai (卓榮泰) sebelumnya telah mengungkapkan dukacita mereka atas bencana alam tersebut, dan berjanji bahwa tim penyelamat Taiwan akan siap merespons jika diminta untuk membantu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan mereka telah menghubungi pemerintah di Myanmar dan Thailand, tetapi hingga saat ini kedua negara tersebut belum mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan dari Taiwan.
Sementara itu, beberapa warga Myanmar di Taiwan mengatakan kepada CNA bahwa mereka tidak mengerti mengapa pemerintah mereka tidak menerima bantuan dari tim penyelamat Taiwan yang dikenal karena keahlian mereka dalam penyelamatan pascagempa.
Salah satunya, seorang mahasiswa pascasarjana yang tidak disebutkan namanya yang belajar di National Chi Nan University, mengatakan bahwa Myanmar sangat membutuhkan semua bantuan yang bisa didapatkan saat ini.
Beberapa temannya di Myanmar mengatakan kepadanya bahwa karena kurangnya penyelamat, banyak orang telah tewas terjebak di gedung yang runtuh.
Dua mahasiswa Myanmar lainnya, yang hanya dikenal sebagai "Vina" (20) dan "BB" (25), mengatakan kepada CNA bahwa pemerintah militer Myanmar memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Tiongkok, sehingga sangat tidak mungkin mereka akan menerima tawaran bantuan dari penyelamat Taiwan.
Gempa bumi terbesar yang mengguncang negara Asia Tenggara itu dalam lebih dari satu abad telah menewaskan lebih dari 1.700 orang, menurut otoritas setempat.
Para ahli memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat dalam beberapa pekan ke depan setelah puing-puing bangunan yang rusak dibersihkan.
(Oleh Huang Li-yun, Hsu Chih-wei, Hsiao Po-yang, Wang Hong-kuo, Joseph Yeh, dan Jason Cahyadi)
>Versi Bahasa Inggris
Selesai/