Ekstrakurikuler berisi budaya Indonesia diluncurkan di SMP Taipei

21/02/2025 18:34(Diperbaharui 21/02/2025 18:34)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Chinese Culture University Taiwan, Jumat mengumumkan peluncuran ekstrakurikuler budaya internasional di SMP Beitou Taipei. (Sumber Foto : Chinese Culture University)
Chinese Culture University Taiwan, Jumat mengumumkan peluncuran ekstrakurikuler budaya internasional di SMP Beitou Taipei. (Sumber Foto : Chinese Culture University)

Taipei, 21 Feb. (CNA) Chinese Culture University (CCU) Taiwan, Jumat (21/2) mengumumkan mereka telah meluncurkan ekstrakurikuler bertema budaya internasional di SMP Beitou Taipei, di mana universitas tersebut akan mengirimkan mahasiswa asing untuk memperkenalkan adat dan budaya berbagai negara, termasuk Indonesia.

CCU dalam sebuah siaran pers menjelaskan bahwa program ini dirancang tim pelaksana proyek tanggung jawab sosial mereka, dan dilaksanakan melalui kerja sama pengajar Jurusan Bahasa Eropa dan Amerika yang akan mereka dirikan dengan Direktur Divisi Urusan Pendidikan SMP Beitou, Yang Jui-pin (楊瑞濱).

Materi ekstrakulikuler ini mencakup pengenalan budaya dasar serta berbagai tema khusus, seperti animasi Rusia, tradisi Tahun Baru Vietnam, perikanan Saint Vincent dan musik Karibia, serta candi Indonesia.

Huang Chia-yin (黃嘉音), lektor kepala Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris CCU sekaligus ketua program, menyatakan bahwa kerja sama dengan SMP Beitou ini akan menawarkan Ekstrakurikuler Budaya Internasional selama 12 pekan pada semester ini.

Huang menjelaskan bahwa mahasiswa dari Rusia, Vietnam, Indonesia, serta Saint Vincent dan Grenadines mereka akan mengajar selama tiga pekan untuk memperkenalkan sejarah, geografi, adat istiadat, budaya kuliner, dan perayaan khas masing-masing negara mereka kepada siswa SMP Beitou.

Program ini juga mencakup kegiatan interaktif seperti melukis boneka tradisional Rusia, seni lukisan kayu Ðông Hồ dari Vietnam, pembuatan makanan tradisional Indonesia, serta pengalaman musik karnaval dari Saint Vincent dan Grenadines, ujarnya.

(Sumber Foto : Chinese Culture University)
(Sumber Foto : Chinese Culture University)

Dekan Fakultas Studi Internasional dan Bahasa Asing CCE, Yeh Shu-hua (葉淑華), menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa asing di universitasnya telah menempuh pendidikan di Taiwan selama dua hingga tiga tahun dan memiliki pengalaman dasar dalam mengajar.

Dalam kursus ini, ujarnya, mereka akan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama, dengan sedikit bantuan bahasa Mandarin untuk mempermudah komunikasi.

Yeh mengatakan program ini tidak hanya membantu siswa SMP meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris dan pemahaman lintas budaya, tetapi juga mempercepat integrasi mahasiswa asing ke lingkungan pendidikan dan sosial Taiwan.

Kepala SMP Beitou, Chen Tse-min (陳澤民), menilai bahwa kerja sama dengan CCU ini merupakan terobosan besar dalam bidang pendidikan internasional sekolahnya.

Melalui interaksi dengan mahasiswa dari berbagai negara, kata Chen, siswa SMP tersebut dapat mengembangkan kepekaan budaya sekaligus menjadikan pembelajaran bahasa Inggris lebih menarik dan dinamis.

(Oleh Phoenix Hsu dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.