Taipei, 27 Des. (CNA) Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Arif Sulistiyo menyoroti tantangan yang sering dihadapi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan dan mengajak mereka untuk lebih aktif membangun jejaring sosial.
Dalam Seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Bekerja di Luar Negeri” yang digelar oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jawa Tengah-DIY dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia baru-baru ini, Arif menyoroti sejumlah hambatan yang sering dihadapi oleh para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan.
Ia menyebutkan tantangan seperti kendala bahasa, perbedaan budaya kerja, tekanan psikologis, kondisi kerja yang berat, serta masalah sosial dan administrasi sebagai beberapa hambatan utama yang harus diatasi para PMI di negara tersebut.
“Oleh karena itu, PMI diharapkan mempersiapkan diri dengan baik, seperti mempelajari bahasa Mandarin, memperkuat mental, membangun jejaring sosial, serta aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh KDEI Taipei,” kata Arif dalam rilis pers KDEI.
Arif juga mengingatkan peserta untuk berhati-hati terhadap penipuan lowongan kerja yang mengatasnamakan KDEI Taipei.
Ia juga berharap seminar seperti ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada calon PMI dan pihak terkait mengenai potensi dan tantangan bekerja di Taiwan, serta langkah strategis untuk memaksimalkan peluang tersebut.
Arif juga menyebutkan bahwa jumlah PMI di Taiwan telah mencapai lebih dari 313.000 orang, menjadikan Indonesia sebagai penyumbang pekerja migran asing terbesar di Taiwan selama tiga tahun berturut-turut.
Tingginya gaji yang ditawarkan menjadi daya tarik utama bagi PMI, dengan rata-rata gaji sektor formal sebesar Rp13 juta per bulan, dan sektor informal sekitar Rp9 juta per bulan, tambahnya.
Menurut kepala KDEI yang dilantik Oktober lalu, penempatan PMI ke Taiwan dilakukan melalui dua skema utama, yaitu P to P (Private to Private) dan Perseorangan. Saat ini, peluang kerja masih didominasi oleh skema P to P atau kerja sama penempatan PMI yang dilakukan oleh agensi Taiwan dan P3MI.
Sedangkan dari Perseorangan khususnya yang berangkat dari Indonesia telah ada program unggulan yakni Special Placement Program to Taiwan (SP2T) yang difasilitasi oleh Direct Hiring Service Center (DHSC), yang saat ini sedang membuka peluang kerja untuk lima CPMI yang akan bekerja di pabrik tekstil.
Seleksi untuk program ini dijadwalkan pada 24 Januari 2025 di BP3MI Jawa Tengah. Selain itu, peluang bagi pekerja profesional yang menyasar para profesional dengan keahlian teknis tertentu juga tersedia di Taiwan.
Selesai/JA